Ledakan Besar di Beirut: 70 Orang Meninggal, 3.000 Lainnya Luka-luka

Kebakaran di gudang yang berisi bahan peledak di Port of Beirut menyebabkan ledakan besar yang berakibat 63 orang meninggal, 3.000 lainnya luka-luka dengan kerusakan parah.

BEIRUT (SALAM-ONLINE): Ledakan besar di ibu kota Lebanon, Beirut, Selasa (4/8/20) mengakibatkan setidaknya 70 orang meninggal dan 3.000 lainnya luka-luka.

Api yang berasal dari sebuah gudang yang berisi bahan peledak di Pelabuhan Beirut itu menyebabkan ledakan besar, sehingga meratakan bangunan tiga lantai. Ledakan dahsyat itu  terdengar di seluruh kota dan sekitarnya.

Potongan video yang dibagikan di media sosial menunjukkan asap dari api diikuti oleh awan jamur besar.

“Lebih dari 3.000 orang terluka dalam ledakan itu,” kata Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan, Rabu (5/8) pagi.

Hasan sebelumnya mengumumkan bahwa 50 orang meninggal dan 2.750 lainnya terluka akibat ledakan tersebut.

Mantan Perdana Menteri Saad Hariri yang tinggal di dekat area ledakan dikabarkan tidak terluka, menurut laporan awal. Namun, bangunan di dekatnya, termasuk tempat tinggal Hariri dan Bandara Internasional Beirut-Rafic Al-Hariri, mengalami kerusakan besar.

Orang-orang terperangkap di bawah puing ketika petugas penyelamat berusaha menjangkau mereka.

Gubernur Beirut Marwan Abboud, yang menangis saat berbicara kepada wartawan di lokasi ledakan, membandingkan ledakan itu dengan bom nuklir yang mengerikan pada 1945 di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, yang secara menewaskan ratusan ribu orang.

Dilaporkan, dalam ledakan besar di Beirut ini Duta Besar Kazakhstan untuk Lebanon terluka dan gedung kedutaan rusak.

Diberitakan pula, pemimpin Partai Kataeb Lebanon, Nazar Najarian, meninggal karena luka-lukanya yang parah akibat ledakan itu.

Baca Juga

Ledakan itu terjadi pada hari-hari yang sensitif sebelum Pengadilan Khusus PBB untuk Lebanon dijadwalkan mengumumkan vonisnya dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri.

Pada hari itu, sumber yang dekat dengan kelompok “Hizbullah” membantah pernyataan bahwa ledakan di Beirut adalah serangan oleh Zionis pada gudang senjata mereka.

Sementara para pejabat Zionis yang dikutip oleh media lokal, membantah keterlibatan pihaknya dalam insiden itu. Pejabat penjajah itu mengatakan ledakan tersebut terjadi sebagai kecelakaan.

Di tengah ekonomi Lebanon yang saat ini menghadapi krisis terburuk dalam beberapa dekade, kejutan ledakan besar tersebut membuat Lebanon makin terpuruk.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas insiden tersebut akan dimintai keterangan.

Menggambarkan insiden itu sebagai “bencana”, Diab mendesak semua negara sahabat untuk memberikan bantuan darurat ke negaranya.

Presiden Lebanon Michel Aoun mengumpulkan Dewan Pertahanan Tinggi di Istana Presiden Baabda di ibu kota setelah ledakan.

Aoun menginstruksikan semua angkatan bersenjata untuk melakukan patroli di distrik-distrik ibu kota dan sekitarnya yang terkena dampak untuk mengendalikan keamanan, kata kantor Kepresidenan. (mus)

Sumber: Anadolu, Youtube

Baca Juga