Ekonomi Memburuk, Mahasiswa di Prancis Mengantre Makanan

SALAM-ONLINE.COM: Ekonomi Prancis makin memburuk akibat pandemi. Mahasiswa di negara itu menghadapi keadaan yang sulit karena meningkatnya biaya hidup, sewa tempat tinggal yang tinggi dan pengangguran.

Meskipun pemerintah telah menjanjikan semua siswa hanya dengan € 1 (sekitar 1,20 dolar AS) sudah bisa memperoleh makanan, namun mereka harus menunggu dalam antrean panjang untuk mendapatkannya.

Di tengah udara dingin, siswa yang bergulat dalam masalah keuangan selama pandemi telah menunggu berjam-jam untuk menerima paket bantuan seberat tujuh kilogram (15,4 pon).

Dilansir Anadolu Agency, Rabu (3/2/2021), Sebaa (26 tahun), seorang insinyur yang sedang mengejar gelar master di Universitas Sorbonne, diberhentikan enam bulan lalu karena masalah ekonomi. Dia pun turut Mengantre makanan di depan badan amal “Linkee”, distrik 13 Paris.

“Saya tidak bisa mendapatkan beasiswa karena saya berusia di atas 25 tahun,” kata Sebaa kepada Anadolu Agency. Dia menceritakan, orang yang lebih muda darinya (di bawah 25 tahun) menerima beasiswa sebesar € 150 per bulan. Uang senilai itu, ujarnya, tidak cukup untuk bertahan di Prancis.

Sebaa pun diterima sebagai tenaga magang di laboratorium. Tapi pekerjaan itu hanya untuk waktu sekitar dua bulan. Dia berharap akan dibayar sekitar € 500. Dengan salary sebesar itu setidaknya Sebaa dapat melanjutkan sewa tempat tinggalnya.

Veronica, mahasiswa lain dari Meksiko, mengungkapkan dia kehilangan pekerjaan paruh waktunya di restoran selama pandemi ini.

Baca Juga

Uang yang dia tabung selama bekerja sudah habis dua bulan lalu. Kini Veronica meratapi kesulitan hidupnya.

“Saya mengenal banyak siswa yang berada dalam situasi yang sama dengan saya,” kata Veronica kepada Anadolu Agency.

Veronica menuduh pemerintah Prancis “tidak fokus dalam menemukan solusi untuk masalah nyata di negara itu”.

Kepala Badan Amal “Linkee”, Julien Meimon, mengatakan pihaknya membagikan paket makanan kepada siapa pun yang memiliki ID Card (kartu pengenal) pelajar/mahasiswa.

“Kami juga membagikan perlengkapan kebersihan kepada siswa yang terdiri dari masker, handuk dan sembako,” tutur Meimon.

Kebanyakan orang yang bekerja pada lembaga amal “Linkee” adalah sebagai sukarelawan, kata Meimon. Lebih dari 450 siswa mendapatkan manfaat dari bantuan badan amal ini setiap harinya. (mus)

Baca Juga