Sejak Kudeta, 459 Tewas di Myanmar, 2.559 Orang Ditangkap

SALAM-ONLINE.COM: Sejak kudeta pada 1 Februari lalu, sebanyak 459 orang tewas di Myanmar dalam aksi kekerasan yang dilakukan militer terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta, demikian catatan kelompok hak asasi manusia, Asosiasi Asistensi Tahanan Politik, Senin (29/3/2021) yang dilansir Kantor Berita Anadolu.

Menurut laporan kelompok tersebut, korban termasuk anak-anak, remaja dan guru.

Kelompok itu mengatakan sekitar 60 rumah di kotapraja PyiGyi Dagun hangus dilalap oleh api pada 27 Maret lalu. Pasukan junta mencegah penduduk di lingkungan terdekat untuk membantu dengan menembaki mereka.

Pada 28 Maret, total 2.559 orang ditangkap, 37 di antaranya dinyatakan bersalah.

Sebelumnya, seorang warga sipil tewas dan dua lainnya terluka dalam aksi protes di daerah Thaketa di Yangon, ibu kota komersial negara itu.

Pasukan Junta menembaki dua wartawan dengan peluru karet dan kemudian menahan mereka saat mereka meliput serangan terhadap demonstran anti-militer di daerah Myitkyina di provinsi Kachin, kata penduduk setempat kepada kantor berita Myanmar Now.

Sementara itu, sebuah kelompok perempuan, Organisasi Wanita Karen, pada Ahad malam mengutuk kekerasan yang meningkat di negara bagian Karen. Mereka menyerukan komunitas internasional untuk segera campur tangan atas kekacauan yang saat ini berlangsung di Myanmar.

Baca Juga

Pada 27 Maret, tentara melancarkan serangan udara malam hari di desa Day Bu No, Kotapraja Lu Thaw, Distrik Mu Traw, menewaskan tiga warga sipil dan melukai tujuh lainnya, menurut Karen.

“Selain itu, serangan ini menyebabkan lebih dari 10.000 orang mengungsi dan bersembunyi di hutan,” katanya organisasi wanita itu. “Banyak penduduk desa sekarang bersembunyi dalam di hutan dan lebih dari 3.000 orang menyeberang ke Thailand untuk berlindung.”

Kelompok itu menekankan bahwa tentara Myanmar harus dimintai pertanggungjawabannya atas kejahatan yang telah mereka lakukan. “Komunitas internasional tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Mereka harus campur tangan.”

Bulan lalu, tentara Myanmar menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. Menanggapi kudeta tersebut, kelompok sipil di seluruh negeri itu melancarkan aksi pembangkangan sipil dengan demonstrasi massa dan aksi duduk. []

Sumber: Anadolu

Baca Juga