Terkait Muslim Uighur, Australia & Selandia Baru Dukung Sanksi terhadap Cina

SALAM-ONLINE.COM: Australia dan Selandia Baru pada Selasa (23/3/2021) mendukung dan menyambut baik sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa, Inggris, AS dan Kanada terhadap Cina atas pelecehan dan pelanggaran HAM berat terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Dilansir Kantor Berita Anadolu, Selasa (23/3/2021) Cina juga disebut telah melakukan diskriminasi terhadap Muslim Uighur di wilayah otonom Xinjiang di barat laut itu.

Jutaan orang Uighur ditahan di pusat-pusat penahanan, yang oleh Cina disebut sebagai “kamp pendidikan ulang”. Padahal pusat-pusat penahanan yang merupakan kamp-kamp konsentrasi itu diketahui sebagai tempat penyiksaan terhadap Muslim Uighur.

Pada 19 Januari 2021 lalu, pada hari terakhir masa jabatannya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut Cina telah melakukan genosida (pembantaian/pembersihan etnis) terhadap kelompok minoritas tersebut.

Sanksi telah diberlakukan oleh Uni Eropa (UE), Inggris, AS dan Kanada terhadap Cina sebagai upaya terkoordinasi. Australia dan Selandia Baru menyambut baik langkah-langkah sanksi yang dilakukan oleh AS, Inggris, Kanada dan Uni Eropa itu.

Dalam pernyataan bersama, Menteri Luar Negeri Australia dan Selandia Baru menegaskan kembali keprihatinan besar mereka atas meningkatnya jumlah laporan kredibel tentang pelanggaran hak asasi manusia yang parah terhadap etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang.

Baca Juga

“Secara khusus, ada bukti nyata pelanggaran HAM berat yang mencakup pembatasan kebebasan beragama, pengawasan massal, penahanan ekstra-yudisial skala besar, serta kerja paksa dan pengendalian kelahiran paksa, termasuk sterilisasi,” bunyi pernyataan itu.

“Selandia Baru dan Australia menyambut baik langkah-langkah yang diumumkan semalam oleh Uni Eropa, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat. Kami, Australia dan Selandia Baru, berbagi keprihatinan mendalam.”

Para diplomat top AS, Kanada dan Inggris menyatakan mereka secara konsisten meminta Beijing untuk menghormati hak asasi manusia Muslim Uighur serta etnis minoritas Muslim lainnya.

“Hari ini kami menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas, dan mengulangi seruan kami pada Cina untuk memberikan akses yang berarti dan tidak terbatas ke Xinjiang terhadap para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pengamat independen lainnya,” tambah pernyataan tersebut.

Sementara itu, Beijing membalas dengan sanksi balasan terhadap anggota parlemen Eropa, peneliti dan institusi. Cina menuding mereka “menyebarkan kebohongan dan disinformasi dengan jahat”. (mus)

Baca Juga