Presiden Ashraf Ghani Lari ke Tajikistan, Taliban Kuasai Afghanistan

SALAM-ONLINE.COM: Pejuang Taliban telah menguasai Afghanistan dan mengambilalih istana kepresidenan di ibu kota negara itu, Kabul, kata seorang juru bicara kelompok tersebut, Ahad (15/8/202), Kantor Berita Anadolu melaporkan.

Perkembangan penting ini berlangsung dari menit ke menit, termasuk masuknya Taliban ke ibu kota yang terkepung dan kepergian Presiden Ashraf Ghani ke Tajikistan bersama para pembantu dekatnya.

Ghani, yang dijuluki sebagai mantan presiden oleh kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan Abdullah Abdullah dalam sebuah pesan video, meninggalkan negara itu menuju Tajikistan.

“Dia (Ghani) meninggalkan Afghanistan dalam waktu yang sulit, Tuhan meminta pertanggungjawabannya,” kata Abdullah melalui pesan video dalam bahasa Persia.

Setelah kepergian Ghani, mantan Presiden Hamid Karzai, politisi veteran Gulbuddin Hekmatyar dan Abdullah membentuk dewan dengan tujuan untuk memastikan kelancaran peralihan kekuasaan.

Membela diri atas keputusannya, Ghani, meskipun tidak jelas apakah dia telah secara resmi mengundurkan diri, mengatakan dalam sebuah pesan bahwa dia meninggalkan Kabul untuk menghindari pertumpahan darah.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengumumkan pengerahan kelompok itu di beberapa bagian Kabul dan pengambilalihan istana presiden. Namun tidak mengumumkan perebutan kekuasaan.

Dia mengatakan Taliban tidak akan menerima pengaturan transisi apa pun. Sebaliknya, tambahnya, kelompok tersebut menginginkan transisi kekuasaan segera.

Baca Juga

“Sebuah delegasi komisi militer Taliban hadir di istana presiden untuk merundingkan peralihan kekuasaan,” kata Mujahid kepada ABC News.

Dewan konsultatif Taliban telah mengumumkan amnesti umum untuk pasukan Afghanistan dan pejabat pemerintah jika terjadi penyerahan kekuasaan tanpa syarat.

Helikopter pasukan AS terlihat melakukan penerbangan bolak-balik antara Kedutaan Besar Amerika dan bandara Kabul untuk mengevakuasi diplomat mereka.

“Kabul tampak seperti kota hantu. Semua toko, pasar dan restoran tutup. Jalan terlihat sepi,” tutur Anis Khan, seorang jurnalis yang berbasis di Kabul kepada penyiar lokal Geo News.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB telah menjadwalkan pertemuan darurat di Afghanistan pada Senin (16/8/21) pagi. (mus)

Sumber: Anadolu, ABC News

Baca Juga