UAS Ditangkap Umat Bisa Bergerak

Catatan M Rizal Fadillah*

M Rizal Fadillah

SALAM-ONLINE.COM: Ruhut Sitompul ngoceh minta Ustadz Abdul Somad (UAS) ditangkap berkenaan dengan ceramah Subuh di Masjid ketika tanya jawab soal Salib dan Jin. Konteksnya adalah bahwa menurut ajaran Islam Malaikat tidak akan memasuki rumah yang ada patung. Patung itu tempat Jin. Salib dalam pandangan UAS adalah salah satu patung tersebut.

Konten ini hanya bagian kecil singgungan UAS pada acara pengajian di kalangan internal umat Islam dalam rangka menerangkan keimanan atau akidah Islam. Jika hal seperti ini dijadikan sebagai tuduhan penistaan, maka tentu berlebihan dan negara dalam bahaya. Umat Islam sama saja dengan dilarang untuk menerangkan keyakinan terhadap kebenaran ajarannya sendiri. Di tempat sendiri.

Akidah Islam tentu memiliki perbedaan mendasar dengan keyakinan agama lain. Negara harus paham akan hal ini. Kasus Kece yang diperluas kepada Yahya Waloni kemudian kepada UAS adalah serangan kepada ulama dan umat Islam. Ruhut yang Kristen itu sama saja mengajak bertengkar atau bertarung dengan umat Islam. Hal ini tak bisa dibiarkan atau ditoleransi.

Umat Islam dapat bergerak membela jika ada ulama yang dikriminalisasi. Kece Kristen yang memang penista agama jangan dijadikan alasan untuk mengarah kepada kriminalisasi ulama. Sebab, ini akan memperuncing pertentangan antar umat beragama. Setiap Gereja bisa saja kelak diinvestigasi adakah uraian yang menyinggung agama lain.

Baca Juga
Prof Dr Ustadz Abdul Somad

Bahwa sesuatu perbuatan dinilai melanggar atau sesuai syariat agama harus ditentukan oleh lembaga keagamaan, dalam hal ini MUI. Bukan setiap orang, apalagi Ruhut Sitompul. UAS pun  telah mengklarifikasi di depan MUI. Artinya yang dijelaskan dalam ceramah di kalangan jamaah Masjid adalah persoalan keimanan berdasarkan ajaran Islam.

Mengingat masalah keyakinan itu peka, maka perlu kehati-hatian dalam penanganan. Jangan sampai terjadi sikap balas membalas. Para buzzer bayaran penista agama yang biasa ngoceh  juga harus dibongkar dan dibasmi habis. Jangan kotori negara dengan narasi serangan buzzer kepada umat Islam.

Patut waspada terhadap anasir komunis dan kelompok tak bermoral lain yang mencoba mengadu domba antar anak bangsa. Apalagi dengan isu agama. Mereka suka dan gembira jika perang Salib dan perang Sabil terjadi kembali. Indonesia tidak boleh dirusak dan umat Islam jangan diganggu. Jika umat Islam diganggu pilihan umat sudah pasti:Jihad Fii Sabilillah!

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Baca Juga