Eks Pengawal Kerajaan Saudi Tersangka Pembunuh Khashoggi Ditangkap di Prancis

Khalid Aedh Al-Otaibi, salah seorang tersangka pembunuh jurnalis Jamal Khashoggi tiga tahun lalu saat tertangkap kamera CCTV di bandara Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018

SALAM-ONLINE.COM: Seorang pria Arab Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis, Jamal Khashoggi, tiga tahun lalu, ditangkap di Prancis.

Menurut laporan media Prancis, mantan Pengawal Kerajaan Saudi, Khalid Aedh Al-Otaibi, itu ditangkap di bandara Charles-de-Gaulle, Selasa (7/12/2021).

Al-Otaibi (33 tahun), adalah satu dari puluhan pria yang diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, di konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018.

Pembunuhan itu dilakukan oleh tim pembunuh yang terdiri dari agen Saudi—yang banyak di antaranya berhubungan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman (MBS), termasuk tim keamanan pribadi MBS—yang dilaporkan beroperasi di bawah komando tokoh yang lebih senior di Riyadh.

Setelah berbulan-bulan penyelidikan dan berdasarkan rekaman audio dari dalam konsulat, intelijen Turki mengungkap bahwa Bin Salman dan kepala intelijennya memerintahkan penculikan atau pembunuhan terhadap Khashoggi.

Putra Mahkota dan pemerintah Saudi sendiri telah berulang kali membantah tuduhan itu. Lingkar Kerajaan Saudi mengklaim bahwa tim pembunuh terdiri dari agen-agen jahat yang bertindak tanpa perintah.

Riyadh juga memerintahkan penyelidikan pembunuhan itu. Untuk meyakinkan publik, otoritas Saudi menggelar persidangan terhadap beberapa tersangka. Sebanyak delapan tersangka yang tidak disebutkan namanya didakwa dan dipenjarakan. Putra Mahkota (MBS) dan orang-orang (intelijen) dekatnya tak tersentuh hukum.

Saat ini, Al-Otaibi adalah salah satu dari 26 tersangka Saudi yang dicari oleh otoritas Turki. Mereka diadili secara in absentia (tidak hadir di persidangan) oleh pengadilan Turki. Al-Otaibi juga masuk dalam daftar merah Interpol setelah Turki mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya.

Dengan cerita yang terus berkembang, belum ditentukan langkah apa yang akan diambil Prancis. Menurut laporan, Al-Otaibi akan muncul di hadapan hakim pada Selasa malam, jika dia memilih ke Turki. Ada kemungkinan dia menolak surat perintah penangkapan dan tetap dalam tahanan polisi di Prancis.

Dilansir Anadolu Agency (AA), Sabtu (17/11/2018), CIA menarik kesimpulannya dengan memeriksa berbagai sumber intelijen, termasuk percakapan telepon antara Duta Besar Saudi untuk AS dan saudara laki-laki pangeran (MBS), Khalid bin Salman, dengan Khashoggi.

Baca Juga
Jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, kontributor The Washington Post, dibunuh pada 2 Oktober 2018 di dalam gedung Konsulat Saudi di Istanbul saat dia mau mengurus dokumen rencana pernikahannya dengan wanita Turki

Khashoggi, seorang kontributor The Washington Post, dibunuh pada 2 Oktober 2018 lalu di dalam gedung Konsulat Saudi di Istanbul.

Menurut sebuah sumber, CIA sendiri tidak tahu di mana jasad Khashoggi itu berada.

Dikatakan, CIA menerima salinan wawancara dari otoritas Turki terkait rekaman pembunuhan Khashoggi. Direktur CIA, Gina Haspel, mendengarkan rekaman tersebut.

Percakapan telepon dari dalam konsulat setelah pembunuhan wartawan Khashoggi yang dilakukan Maher Mutreb—yang diduga anggota tim pembunuh Saudi—juga diperiksa oleh CIA.

Percakapan telepon antara Mutreb dan Saud Al-Qahtani—yang merupakan orang kepercayaan putra mahkota—adalah untuk memberi tahu dia tentang operasi tersebut sudah selesai.

Presiden Donald Trump saat itu mengatakan kepada pejabat senior Gedung Putih bahwa dia ingin MBS tetap berkuasa karena dia mengatakan ingin menyelidiki dan memantau Iran, yang oleh pemerintah Saudi dianggap sebagai ancaman keamanan utama di Timur Tengah.

Menanyakan alasan di balik pembunuhan terhadap Khashoggi, CIA mengembangkan teori bahwa Putra Mahkota Saudi itu percaya Khashoggi adalah seorang Islamis berbahaya yang terlalu bersimpati kepada Ikhwanul Muslimin. (S)

Sumber: Middle East Monitor (MEMO), Anadolu

Baca Juga