Kembali Jadi Sorotan, Lokasi Ibu Kota Baru Dilanda Banjir Lagi

Banjir di Penajam Paser Utara, Kaltim, sejak Jumat (17/12/2021)

SALAM-ONLINE.COM: Lokasi Ibu Kota Baru kembali jadi sorotan. Pasalnya, daerah yang dikaitkan dengan Ibu Kota Negara (IKN) baru itu kembali dilanda banjir sejak Jumat (17/12/2021).

Pada 30 Januari 2020 Penajam Paser Utara (PPU) pertama kalinya mendapat sorotan sejak ditetapkan menjadi IKN baru, setelah wilayah ini diketahui dilanda banjir. Lalu, pada 17-18 Februari 2020, PPU kembali terendam.

Sebagai calon ibu kota baru Indonesia, karena Jakarta rutin dihujani banjir setiap tahun, tentu saja banjir di kawasan Penajam Paser Utara itu mengundang tanya. Dan, ternyata, daerah yang mau dijadikan ibu kota baru ini memang rutin jadi langganan banjir setiap tahunnya, sebagaimana Jabodetabek.

Setidaknya ada tiga desa yang terendam di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) itu, yaitu Desa Bukit Raya, Desa Sukaraja dan Kelurahan Sepaku.

“Merujuk pada laporan Pusdalops BNPB Minggu (19/12/21), banjir kali ini berdampak pada 101 kepala keluarga dan 101 rumah serta 1 Mushalla terendam banjir,” kata Plt Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (20/12/2021), dilansir detikcom, Selasa (21/12).

Sorotan DPR

Fraksi PAN menyoroti peristiwa banjir itu. Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay mendorong pemerintah membuat studi tambahan terkait Penajam Paser Utara.

“Ada banyak daerah yang kena banjir saat ini. Semua itu harus diperhatikan dan mendapat bantuan. Namun, banjir di Penajam Paser Utara ini mendapat sorotan karena dikaitkan dengan rencana pemindahan ibu kota baru,” ujar Saleh Partaonan Daulay.

“Kalaupun pemerintah serius mau memindahkan IKN, masih cukup waktu untuk mengelola lingkungan yang ada di sana. Membangun IKN kan tidak bisa sehari-dua hari. Butuh waktu 2 atau 3 tahun. bahkan lebih,” terangnya.

Saleh menjelaskan studi tambahan diperlukan guna memastikan Penajam Paser Utara benar-benar layak jadi lokasi IKN baru. Anggota Komisi IX DPR itu menyatakan masih ada waktu untuk mengelola Penajam Paser Utara.

“Tentu tidak ada salahnya jika dilakukan studi tambahan untuk mengetahui berbagai kemungkinan lain di luar hasil studi sebelumnya. Masih cukup waktu untuk mengelola lokasi tersebut, sehingga benar-benar visible dan sesuai kriteria untuk dijadikan IKN (ibu kota negara) baru,” tutur Saleh.

Baca Juga

Selain itu saleh juga meminta masyarakat tidak berasumsi dan langsung memvonis. Dia meminta masyarakat menunggu penjelasan pemerintah.

“Silakan ditunggu hasil studi dan kajian pemerintah. Pemerintah tentu berkepentingan untuk mengumumkannya kepada publik secara luas,” kata Saleh.

Pada Januari 2020 lalu, banjir rutin yang melanda wilayah ini pun mendapat sejumlah tanggapan dari warganet. Di antaranya ada yang menyinggung alasan Presiden Joko Widodo pindah ibu kota yang menyebut banjir sebagai alasan utamanya. Padahal ketika masih menjadi Wali Kota Solo dan mau mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI, Joko Widodo bilang banjir dan macet Jakarta mudah diatasi.

Saat pertama kali diketahui sejak ditetapkannya sebagai salah satu wilayah di Kaltim sebagai IKN baru, ternyata kawasan Penajam Paser Utara ini rutin dilanda banjir. Foto ini menunjukkan banjir pada 30 Januari 2020

Mungkin karena ucapannya yang mengaku mampu mengatasi banjir dan macet Jakarta itu, dia terpilih jadi Gubuernur DKI. Tapi saat dia tak mampu menepati janjinya untuk mengatasi banjir Jakarta ketika menjadi Gubernur DKI, Joko Widodo berkilah, masalah yang melanda ibu kota setiap tahun ini hanya dapat diatasi jika dia menjadi presiden. Setelah dia jadi presiden, banjir tetap melanda Jakarta. Lalu, Joko Widodo bilang, ibu kota harus pindah, karena Jakarta banjir.

“Banjir Jakarta akan lebih mudah diatasi kalau Pak Jokowi jadi presiden. Kalau masih nggak teratasi juga kita pindahkan ibu kota ke Penajam, eh ketemu banjir lagi pakde. Mau pindah lagi Pakde?” tutur akun @Merah_Johansyah, yang dikutip rmol.id, Jumat (31/1/2020).

Sementara itu, akun @hermana_t justru bertanya-tanya mengenai alasan Penajam Paser Utara dipilih sebagai ibu kota baru. Pasalnya, wilayah ini ternyata memiliki siklus banjir yang lebih parah dari DKI.

“Ternyata di ibu kota baru ada banjir tahunan,” ujarnya.

Sedangkan warganet lain dengan akun @budisoma menyindir para pembully Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sindiran itu mengacu pada sikap para buzzer yang terus menyalahkan Anies atas banjir di wilayah Jabodetabek.

“Jakarta, Brazil, Peru dan Penajam utara kena Banjir… Semua ini salah siapa? Ya Anieslah,” tulisnya.

Sumber: detik, rmol

Baca Juga