Demonstran di Sejumlah Kota Eropa Tuntut Rusia Setop Agresi di Ukraina

Aksi protes di Brussel menentang intervensi militer Rusia di Ukraina

SALAM-ONLINE.COM: Demonstran anti-perang berkumpul di sejumlah kota Eropa pada Sabtu (26/2022). Di Brussel, pengunjuk rasa menggelar aksi protes di dekat pusat stasiun kereta.

Demonstran mendesak Uni Eropa (UE) agar mengambil inisiatif untuk mengakhiri konflik militer di Ukraina. Mereka meneriakkan slogan-slogan menentang Rusia dan membentangkan spanduk bertuliskan seperti “Hentikan perang”, lapor Anadolu Agency, Sabtu (26/2/2022).

Puluhan warga Ukraina juga berkumpul di luar Kedutaan Besar Rusia di Athena, Yunani. Mereka memprotes aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.

Yuliya Graneka, yang memimpin aksi protes, mengatakan perang harus segera dihentikan karena orang-orang yang tidak bersalah didapati dalam kondisi sekarat dan dipaksa untuk bermigrasi.

Graneka mengatakan Ukraina adalah negara yang damai dan Eropa harus membantunya melawan agresi Rusia.

Sementara itu di ibu kota Hongaria, Budapest, ratusan orang berkumpul di depan Kedutaan Besar Rusia untuk memprotes negara tersebut. Massa demonstran menunjukkan solidaritas mereka terhadap Ukraina.

Para pengunjuk rasa membawa bendera Ukraina bersama dengan spanduk bertuliskan dukungan terhadap Ukraina serta “Hentikan Putin” dan “Hentikan Perang”.

Baca Juga

Di Paris dan di sejumlah kota di seluruh Prancis, ribuan orang berdemonstrasi, termasuk di Lyon dan Marseille, untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap Ukraina.

Demonstran di Republique Square di Paris, membentangkan spanduk bertuliskan: “Tidak untuk perang”, “Dunia ingin Putin Setop (Perang)”  dan “Dukung Ukraina”.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan “operasi militer khusus” pada Kamis (24/2/2022), beberapa hari setelah mengakui dan mendukung dua daerah kantong yang dikuasai separatis di Ukraina timur.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin mengatakan orang-orang Donbas meminta bantuan Rusia, mengklaim bahwa mereka ingin “demiliterisasi” di Ukraina dan “denazifikasi” (upaya Putin menghapuskan pengaruh NAZI yang ada di Ukraina).

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenkskyy bertekad untuk membela dan mempertahankan negaranya, Barat mengumumkan sanksi terhadap Moskow, termasuk tindakan yang menargetkan Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, lebih dari 150.000 pengungsi Ukraina telah menyeberang ke negara-negara tetangga, termasuk Polandia, Hongaria, Moldova dan Rumania. (mus)

Baca Juga