Duh, Berkerumun Lagi, Netizen: Harusnya Jokowi Malu, HRS Masih Dipenjara

SALAM-ONLINE.COM: Presiden Joko Widodo memicu kerumunan lagi saat kunjungan kerja di Kabupaten Toba, Sumatra Utara pada Rabu (2/2/2022) lalu.

Video terkait dengan kerumunan itu menyebar di media sosial. Nampak video memperlihatkan kerumunan warga yang tak terbendung. Mereka ingin mendapatkan bingkisan Presiden Joko Widodo.

Dari video yang diunggah oleh akun Twitter @bossTemlen pada Sabtu 5 Februari 2022, nampak Joko Widodo keluar dari mobilnya dan melempar bingkisan berupa baju kaos ke warga. Warga pun berdesak-desakan mengerumuni mobil yang ditumpangi Presiden Joko Widodo.

Akun @bossTemlen, menilai Joko Widodo tak punya rasa malu. Di sisi lain, mereka yang ditangkap karena melanggar prokes dan membuat kerumunan, tapi Presiden sendiri justru bikin kerumunan.

Habib Rizieq Syihab (HRS) misalnya, malah dipenjara karena membuat kerumunan.

“Melihat kek gini harusnya presiden @jokowi punya rasa malu kalau HRS masih dipenjara sampai saat ini gegara alasan prokes. Udh lah… bebaskan ybs! Setidaknya kasih grasi!” tulis @bossTemlen.

Netizen lainnya pun ramai memberi pandangan yang sama.

“Putus urat malu.. berjamaah bersama pengikutnya..” timpal netizen lain.

“Dia sdh gk punya urat malu Bos” tulis netizen lainnya.

“Malu????……. Dr duluuuuu udah menguap kaliiiii,” kata netizen.

Baca Juga

“Org dia itu sdh gx punya malu ! Klw punya malu sdh turun bang,“ celetuk netizen lain.

Respons Istana

Pihak istana angkat bicara terkait video yang tengah viral tersebut.

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menjelaskan pihaknya kesulitan untuk mengatur jarak masyarakat saat Joko Widodo datang.

“Sulit untuk membendung arus masyarakat, karena mereka sangat antusias,” katanya. 

“Salah satu alasannya sudah 74 tahun berlalu, tetapi baru kali ini Presiden hadir mengunjungi Kabupaten sehingga sulit dibendung,” lanjutnya.

Dia menilai, momentum bertemu Presiden merupakan agenda yang jarang ditemui oleh masyarakat, sehingga apabila mengupayakan menghindari kerumunan, tentunya menjadi sulit untuk dilakukan.

“Sulit tentunya, karena kalau keinginan masyarakat ingin menyapa presiden. (Namun) mereka sebenarnya sudah diimbau sebelumnya untuk menggunakan masker oleh kepala wilayah,” ujarnya. (FIN)

Baca Juga