Protes Penghinaan atas Nabi Meluas, Polisi India Tembak Mati Dua Demonstran

Aksi protes terhadap politikus India, juru bicara partai penguasa (BJP), terus meluas

SALAM-ONLINE.COM: Dua pengunjuk rasa Muslim ditembak mati oleh polisi India, Jumat (10/6/2022), 130 orang ditangkap dan sejumlah lainnya luka-luka dalam unjuk rasa memprotes penistaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang dilakukan juru bicara partai berkuasa, Partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma, lapor Agence France-Presse (AFP), dikutip Daily Sabah, Sabtu (11/6).

Aksi protes di dunia Islam meluas sejak pekan lalu ketika juru bicara partai Perdana Menteri Narendra Modi mengomentari hubungan antara Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan istri terakhir beliau (Ibunda ‘Aisyah) dalam acara debat TV.

Di India dan negara-negara tetangga, umat Islam turun ke jalan dalam jumlah besar setelah shalat Jumat untuk mengutuk pernyataan tersebut. Di Kota Ranchi, India timur, polisi menembaki pengunjuk rasa.

“Polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan pengunjuk rasa, mengakibatkan kematian dua orang,” kata seorang polisi di Ranchi kepada AFP.

Seorang wanita Kashmir, Jumat (11/6/22) meneriakkan yel-yel Islam dan memegang poster “Labbaik Yaa Rasulullah” dalam unjuk rasa memprotes juru bicara Partai Bharatiya Janata India, Nupur Sharma, yang menghina Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. (AFP)

Menurut polisi, massa telah melanggar perintah mereka untuk tidak berunjuk rasa dari Masjid ke pasar. Dikatakan, massa melemparkan pecahan botol dan batu ketika polisi berusaha membubarkan demonstrasi dengan pentungan (tongkat).

Pihak berwenang memutuskan koneksi internet di kota dan memberlakukan jam malam. Seorang warga, Shabnam Ara, mengatakan kepada AFP pada Sabtu bahwa suasana nampak tegang.

“Kami berdoa untuk perdamaian dan harmonisasi,” katanya.

Polisi di Uttar Pradesh menembakkan gas air mata untuk membubarkan satu unjuk rasa setelah beberapa demonstrasi digelar di seluruh negara bagian India utara.

Sebagian besar aksi protes berakhir dengan damai. Tetapi demonstran di beberapa kota melemparkan batu ke arah polisi dan melukai, setidaknya satu petugas, kata Avanish Awasthi, seorang sekretaris senior pemerintah di negara bagian tersebut.

“Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang terlibat dalam pelemparan batu dan kekerasan,” kata Awasthi kepada wartawan.

“Mereka yang bekerja di belakang layar, menghasut kekerasan, tidak terlepas sama sekali dari (aksi).”

Prashant Kumar, seorang perwira polisi senior di negara bagian itu, mengatakan kepada AFP bahwa hingga “136 orang pengunjuk rasa” telah ditangkap dari enam distrik di sekitar Uttar Pradesh.

Baca Juga

Kota-kota di seluruh India dilanda demonstrasi yang cukup besar pada Jumat (10/6). Beberapa orang membakar patung Nupur Sharma—juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) yang penghinaannya terhadap Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memicu kegaduhan dan aksi protes.

Pihak berwenang juga memutus layanan internet untuk akhir pekan di beberapa distrik dekat megacity timur Kolkata, setelah pengunjuk rasa memblokir jalur kereta api dan mengepung kantor polisi.

Pernyataan penghinaan oleh Sharma telah melibatkan India dalam badai diplomatik. Pemerintahan di hampir 20 negara memanggil duta besar India untuk meminta penjelasan atas kasus pelecehan terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tersebut.

Sejak berkuasa secara nasional pada tahun 2014, pemerintahan Modi dan BJP telah memberlakukan kebijakan diskriminatif terhadap umat Islam India.

Pemerintahannya mengusulkan undang-undang kontroversial yang memberikan kewarganegaraan kepada pengungsi di India, tetapi tidak memberikannya kepada Muslim. Sementara pemerintah negara bagian BJP telah mengeluarkan undang-undang yang mempersulit Muslim untuk menikah.

Kementerian luar negeri pekan lalu menegur pejabat AS atas apa yang disebut India sebagai komentar “kurang informasi” dan “bias” yang dibuat dalam rilis laporan kebebasan beragama. Dalam rilisnya, Kemenlu AS menuduh para pejabat India mendukung serangan terhadap minoritas Muslim.

Salah satu demo terhadap politikus tersangka kasus penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Mumbai, India, Senin (6/6). Sementara polisi India menembak mati dua pengunjuk rasa Muslim dalam demo terbaru di kota Ranchi. (Foto: AP)

Penistaan terhadap Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam oleh Sharma, membuat BJP menskors dia sebagai juru bicara partai berkuasa tersebut. BJP juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka menghormati semua agama.

Di Bangladesh pada Jumat (10/6) digelar demonstrasi terbesar di Asia Selatan sebagai reaksi atas pernyataan penghinaan tersebut. Polisi memperkirakan lebih dari 100.000 orang dimobilisasi di seluruh Bangladesh setelah shalat Zuhur.

Sementara di Pakistan, sekita 5.000 demonstran turun ke jalan di kota Lahore atas seruan sebuah partai yang menuntut agar pemerintah mereka mengambil tindakan lebih keras terhadap India terkait pernyataan penghinaan tersebut.

Konflik ini menyusul kemarahan di seluruh dunia Islam pada tahun 2020 setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron membela majalah satir yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam).

Guru bahasa Prancis Samuel Paty dibunuh pada Oktober 2020 oleh seorang pengungsi Chechnya setelah menunjukkan kartun itu ke kelasnya dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara. Untuk diketahui, membuat foto atau karikatur Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Yang Mulia dalam Islam dilarang keras. (mus)

Baca Juga