Pihak Istana Minta Partai Islam PJD Berhenti Mengkritik Hubungan Maroko dengan Zionis

Bendera Maroko dan Zionis penjajah. (Foto: JACK GUEZ/AFP)

SALAM-ONLINE.COM: Pihak Istana Kerajaan Maroko, pada Senin (131/3/2023) meminta partai Islam terbesar, PJD, untuk berhenti membidik dan mengkritik hubungan negara itu dengan Zionis setelah partai tersebut memperingatkan Menteri Luar Negeri karena membela sang penjajah dengan mengorbankan Palestina, lansir Reuters.

Middle East Monitor (MEMO), Senin (13/3/2023), melaporkan Kekerasan baru antara Zionis dengan Palestina menimbulkan tantangan bagi negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan mereka dengan penjajah tersebut..

Maroko melanjutkan hubungan diplomatik dengan Zionis pada akhir 2020, setelah kesepakatan yang dimediasi oleh AS era pemerintahan Donald Trump yang juga mencakup pengakuan Washington atas kedaulatan Rabat atas Sahara Barat, wilayah yang disengketakan—di mana Front Polisario yang didukung Aljazair berusaha untuk mendirikan negaranya sendiri.

Sekretariat Jenderal Partai Islam PJD mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri Maroko baru-baru ini.

Baca Juga

“Dia membela entitas Zionis … pada saat penjajah/asukan pendudukan (Zionis) melanjutkan agresi kriminalnya terhadap saudara-saudara Palestina kita,” kata PJD dalam sebuah pernyataan pekan lalu.

Istana mengatakan bahwa kebijakan luar negeri adalah hak prerogatif Raja dan tidak akan tunduk pada tekanan.

Sejak dimulainya kembali hubungan dengan Zionis, Maroko dan penjajah tersebut telah menandatangani perjanjian kerja sama, termasuk pakta pertahanan.

Posisi resmi Maroko mengenai konflik Zionis-Palestina adalah mendukung solusi dua negara, yaitu Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina. Artinya, bangsa Palestina dipaksa untuk rela memberikan wilayah-wilayah yang dijajah kepada sang penjajah (Zionis). Sesuatu yang ditolak keras oleh kelompok-kelompok perlawanan dan para pejuang Palestina. (mus)

Baca Juga