Klarifikasi Jokowi Soal Cawe-cawe Dinilai Justru Membahayakan Bangsa

Klarifikasi Jokowi soal cawe-cawe yang dinilai justru membahayakan bangsa

SALAM-ONLINE.COM: Penegasan Presiden Joko Widodo bahwa cawe-cawe politik dilakukannya untuk mencegah riak-riak yang membahayakan bangsa, justru dinilai membingungkan. Sebab Jokowi tidak menjelaskan dengan gamblang, situasi apa yang dimaksud membahayakan bangsa tersebut.

Demikian menurut Koordinator JP98 Bandung, Zaenal Muttaqin menanggapi klarifikasi Jokowi soal cawe-cawe yang disampaikan saat Rakernas PDIP.

“Jika cawe-cawe politik dikaitkan dengan pilpres, kenapa pencalonan seorang WNI yang dilindungi konstitusi dianggap membahayakan bangsa? Apa indikator pencalonan seorang warga negara dianggap membahayakan bangsa?” tanya Zaenal kepada wartawan, Rabu (7/6/2023).

Menurutnya, penjelasan yang tidak utuh atas statemen tersebut justru akan semakin memperkeruh situasi politik nasional. Bahkan presiden bisa dianggap sedang membelah masyarakat ke dalam dua kubu yang berseberangan.

“Justru statemen presiden tersebut menjadi hal yang membahayakan bangsa,” tegasnya.

Baca Juga

Spekulasi tentang “hal-hal yang membahayakan bangsa” akan berkembang secara liar. Bahkan bisa saja dihubungkan dengan perjanjian utang dengan China berpotensi tidak dilanjutkan oleh presiden berikutnya, sehingga Jokowi menganggap itu sebagai bahaya karena bisa membuat Indonesia jatuh dalam penguasaan China, jika tidak mampu membayar utang.

“Kalau begitu, apa sebenarnya perjanjian dengan China dalam proyek kereta cepat dan IKN, sehingga kalau tidak dilanjutkan akan membahayakan bangsa?” sambungnya.

Zaenal menilai, kejujuran atas persoalan bangsa sangat diperlukan agar Indonesia tidak bernasib sama seperti banyak negara di Afrika. Mereka terjebak utang China dan mengalami kebangkrutan.

“Dus, sekali lagi. Dalam situasi seperti ini kita membutuhkan konsolidasi dan persatuan bangsa, memilih satu presiden yang memiliki ketegasan dan keberanian membawa Indonesia keluar dari situasi jebakan utang China yang membahayakan bangsa,” tutupnya. (rmol)

Baca Juga