Ledakan di Pakistan: Lebih 40 Tewas, Ratusan Cedera

SALAM-ONLINE.COM: Dugaan “bom bunuh diri”, lebih 40 orang tewas dan ratusan lainnya cedera menjelang rapat umum (unjuk rasa) di barat laut Pakistan pada Ahad (30/7/2023).

Ledakan terjadi sekitar pukul 17.00 WIB waktu setempat (1200GMT), satu jam sebelum acara dijadwalkan dimulai di distrik suku Bajaur, yang terletak di dekat perbatasan Afghanistan, kata polisi.

Rapat umum tersebut diselenggarakan oleh Jamiat Ulama Islam (JUI), mitra koalisi di pemerintah federal. Kepala Kepolisian Daerah Nasir Satti mengatakan kepada wartawan bahwa ledakan keempat dalam waktu kurang dari tiga minggu di provinsi barat laut Khyber Pakhtunkwa itu diduga dilakukan oleh seorang “pengebom bunuh diri”.

Pejabat kesehatan di wilayah itu, dokter Faisal Kamal, mengatakan kepada wartawan bahwa lebih dari 40 jenazah telah dibawa ke rumah sakit pemerintah setempat. Sebelumnya, Menteri Penerangan Provinsi, Feroz Jamal, mengatakan kepada wartawan bahwa ada lebih dari 200 orang terluka.

Pejabat kesehatan khawatir jumlah korban tewas bisa bertambah, karena beberapa korban luka berada dalam kondisi kritis.

Korban jiwa termasuk ketua JUI setempat Maulana Ziaullah. Seorang juru kamera dari penyiar lokal Geo News juga terluka parah, kata saluran itu.

Helikopter telah dikirim untuk mengangkat korban luka kritis ke ibu kota provinsi Peshawar dan rumah sakit lainnya. Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengutuk peristiwa itu. Ia mengarahkan pasukan keamanan untuk “habis-habisan” menyeret para teroris yang terlibat dalam ledakan itu ke pengadilan.

Rekaman yang ditayangkan siaran lokal, Samaa News, menunjukkan anggota JUI dan petugas penyelamat membawa jenazah dan korban luka ke ambulans saat kepulan asap mengepul ke atas.

Klip lain menunjukkan ambulans yang membunyikan klakson membawa jenazah dan korban luka ke rumah sakit, sementara beberapa korban luka dibawa oleh petugas JUI ke fasilitas kesehatan.

Gelombang serangan yang meningkat

Hafiz Hamdullah, senator dari JUI, mengatakan anggota partai sedang mengatur rapat umum (unjuk rasa) saat ledakan terjadi.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas salah satu serangan yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.

Ketua JUI dan mantan pemimpin oposisi Maulana Fazl-ur-Rehman lolos dari dua dugaan “serangan bunuh diri” pada 2011 dan 2014.

Baca Juga

Pakistan mengalami peningkatan serangan teroris sejak Taliban kembali berkuasa di negara tetangga Afghanistan pada Agustus 2021.

Islamabad menuduh gerilyawan TTP “yang berbasis di Afghanistan” berada di balik serangan tersebut. Tuduhan itu dibantah oleh pemerintahan sementara Taliban, yang juga mengutuk serangan tersebut.

Taliban Afghanistan mengutuk serangan itu

Taliban Afghanistan mengutuk serangan teroris itu dan menyebutnya sebagai tindakan “kriminal”.

Zabihullah Mujahid, juru bicara pemerintah sementara Afghanistan, mengatakan, “Tindak kriminal semacam ini tidak pernah bisa dibenarkan.”

Mujahid menyatakan kesedihan atas hilangnya nyawa dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan, termasuk pimpinan JUI setempat.

Dia juga berdoa untuk kesembuhan bagi yang terluka.

‘Türki akan terus mendukung Pakistan’

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki pada Ahad (30/7) mengungkap kesedihan yang mendalam atas aksi bom dan mengutuk keras serangan teror tersebut.

“Türki akan terus mendukung Pakistan yang bersahabat dan bersaudara dalam perang melawan terorisme,” kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Kemenlu Turki juga berharap rahmat Allah atas mereka yang kehilangan nyawa dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga serta pemerintah Pakistan. (mus)

Sumber: Anadolu

Baca Juga