Dukung Palestina Merdeka, Turki tak Mungkin Kerja Sama Militer dengan Zionis Penjajah

Keluarga Abu Nuqira,pengungsi Palestina, memeriksa rumah mereka setelah serangan udara Zionis, di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, 26 Maret 2024. (Foto EPA)

SALAM-ONLINE.COM: Kementerian Pertahanan Turki menolak klaim kerja sama dengan penjajah Zionis, khususnya di bidang pertahanan, yang disebut akan merugikan Palestina.

“Republik Türki yang selalu mendukung Palestina, tidak mungkin melakukan atau terlibat dalam aktivitas apa pun yang akan merugikan Palestina,” kata kementerian Turki pada Selasa (26/3/2024).

“Kementerian Pertahanan Nasional tidak memiliki aktivitas apa pun dengan ‘Israel’ (Zionis penjajah), termasuk pelatihan militer, latihan dan kerja sama industri pertahanan,” lanjut pernyataan yang dilansir media Turki, Daily Sabah, Selasa (26/3).

Kementerian menyayangkan tindakan kekerasan Zionis penjajah di Jalur Gaza yang menyerang rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, kamp pengungsi dan warga sipil saat ini masih terus berlanjut.

Turki adalah pendukung setia kemerdekaan Palestina, bahkan sebelum babak baru perang dimulai antara Palestina dan Zionis pada Oktober 2023 lalu. Kali ini, penjajah meningkatkan retorikanya terhadap Amerika Serikat atas dukungan terang-terangan AS atas apa yang Presiden Recep Tayyip Erdoğan sebut sebagai “kejahatan perang” yang dilakukan oleh rezim penjajah di bawah Netanyahu terhadap warga Palestina yang dijajah.

Türki bekerja sama dengan Mesir, yang menjadi negara satu-satunya tempat penyeberangan darat dengan Gaza untuk pengiriman bantuan.

Baca Juga

Sejak babak baru perang pecah di wilayah tersebut, Türki mengirimkan ribuan ton bantuan ke Gaza melalui Mesir, baik dengan pesawat atau kapal militer. Lembaga kemanusiaan Turki menggelar kampanye nasional untuk mengumpulkan sumbangan bagi warga Gaza.

Zionis penjajah telah melancarkan serangan militer mematikan di wilayah Palestina sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu—yang menewaskan hampir 1.200 orang di pihak penjajah.

Sementara sebanyak 32.414 warga Palestina telah terbunuh dan 74.787 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan krisis kebutuhan pokok di Gaza.

Pada Senin (25/3), Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza selama bulan suci Ramadhan, namun Zionis penjajah menolaknya dan bersumpah untuk melanjutkan serangan ke wilayah kantong Palestina tersebut.

Perang di Palestina antara penjajah Zionis dengan kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, yang kini memasuki hari ke-172, telah menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih dan obat-obatan. Sementara, menurut PBB, 60% infrastruktur di Jalur Gaza telah rusak atau hancur.

Mahkamah Internasional menyebut Zionis penjajah telah melakukan genosida (pembantaian/pembersihan) terhadap warga Palestina di Gaza. Keputusan sementara Mahkamah Internasional pada Januari lalu mendesak kepada Zionis penjajah untuk menghentikan tindakan genosida dan meemberikan jaminan bahwa bantuan kemanusiaan telah sampai ke tangan warga sipil di Gaza. (mus)

Baca Juga