Sebelum ‘Diterbangkan’ ke Gaza, Ratusan Pelayat di Malaysia Shalatkan Jenazah Dr Fadi Al-Bathsy

Sebelum “diterbangkan” ke Gaza, Palestina, Jenazah Dr Fadi Al-Bathsy dibawa ke sebuah masjid di Kuala Lumpur untuk disemayamkan dan dishalatkan pada Rabu 25 April 2018. (Foto: Alexandra Radu/Anadolu Agency)

KUALA LUMPUR (SALAM-ONLINE): Ratusan warga Arab dan Malaysia yang melayat, mengambil bagian dalam shalat jenazah dan penghormatan terakhir seorang ilmuwan, dosen Palestina, anggota Hamas yang ditembak mati di ibu kota Kuala Lumpur Sabtu (21/4/2018) pekan lalu.

Dr Fadi Muhammad Al-Bathsy (35) asal Jabaliya, utara Gaza, Palestina, diberondong tembakan lebih dari 10 kali oleh dua pria tak dikenal yang menggunakan sepeda motor, Sabtu (21/4). Dr Fadi Al-Bathsy saat itu berjalan kaki menuju masjid untuk shalat Subuh, di dekat rumahnya, di Kuala Lumpur.

Keluarga Al-Bathsy menyatakan agen mata-mata Zionis, Mossad, berada di balik pembunuhan tersebut. Begitu pula Hamas. Gerakan perlawanan Palestina ini menyebut anggotanya itu dibunuh oleh Mossad.

Sementara Wakil Perdana Menteri Malaysia/Menteri Dalam Negeri Ahmad Zahid Hamidi dan pihak kepolisian menyebut pelaku pembunuh ayah 3 anak itu, berdasarkan kesaksian di lapangan, berwajah Eropa atau Timur Tengah. Menteri Pertahanan penjajah “Israel”, Avigdor Lieberman, membantah keterlibatan intelijennya dalam pembunuhan itu.

Ratusan pelayat dari komunitas Arab dan warga Malaysia setempat ikut serta dalam shalat jenazah dan penghormatan terakhir sebelum jasad Dr Fadi Al-Bathsy yang telah tinggal sekitar 10 tahun di negara itu “diterbangkan” ke kampung halamannya, Jalur Gaza, kata wartawan kantor berita Anadolu Agency, Rabu (25/4).

Duta besar Palestina Anwar Al-Agha dan perwakilan Mufti Malaysia Zulkifli Mohamad juga menghadiri upacara penghormatan terakhir profesor doktor di bidang energi kelistrikan tersebut.

Banyak pelayat yang mengibarkan bendera Palestina dan foto-foto dari dosen yang terbunuh selama upacara penghormatan treakhir tersebut.

Jenazah Dr Al-Bathsy menurut rencana akan “diterbangkan” pada Rabu (25/4) malam menuju kampung halamannya, Jabaliya, Gaza utara, Palestina, untuk dimakamkan di sana. Istri dan ketiga anaknya yang masih pun kembali ke Gaza.

Pada Senin (23/4), kepolisian Malaysia merilis dua sketsa wajah dua pelaku pembunuh Dr Fadi Al-bathsy. Polisi mengatakan para tersangka bisa berasal dari Timur Tengah atau Eropa.

Dalam pernyataan sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan Kementerian Dalam Negeri memperoleh keterangan dari para saksi di lapangan bahwa pelakunya adalah agen yang terkait dengan badan intelijen asing dari Eropa atau “sebuah negara di Timur Tengah” yang menggunakan paspor negara tersebut untuk melakukan “misi tertentu”.

Baca Juga

Malaysia sendiri tidak memiliki hubungan diplomatik dengan penjajah “Israel”.

“Israel” secara luas diyakini telah membunuh banyak aktivis perlawanan Palestina yang berada di luar negeri.

Pada 1997, para agen Mossad mencoba membunuh Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshaal di Yordania dengan menyemprotkan racun ke telinganya. Namun upaya itu gagal.

Mossad juga diyakini berada di balik pembunuhan komandan Hamas Mahmud al-Mabhuh di sebuah hotel di Dubai pada 2010.

Penjajah “Israel” tidak pernah mengonfirmasi atau membantah keterlibatan badan intelijennya dalam pembunuhan Mabhuh.

Pada 2016, Hamas menyebut Mossad di balik pembunuhan seorang warga Tunisia, salah satu ahli drone gerakan perlawanan Palestina tersebut.

Mohammad Zawahri, ahli drone itu, pernah tinggal di beberapa negara selama beberapa tahun dan menjalin hubungan yang erat dengan Hamas. Zawahri dikenal sebagai pembuat “Drone Ababil” untuk melawan penjajah “Israel”.

Jauh sebelum itu, ilmuwan terkenal yang juga anggota Hamas, Yahya Ayyash, gugur dalam pembunuhan lewat operasi intelijen Mossad. Pria berjuluk “El-Mohandis” (Sang Insinyur) itu dibunuh pada 5 Januari 1996. (S)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga