Nabi Palsu dari Karanganyar: “Rohmad Terima Wahyu Lewat Malaikat Jibril”

Suparmin (bersandar) di Masjid Agung Karanganyar (foto: Bramantyo/Okezone)
Suparmin (bersandar) di Masjid Agung Karanganyar (foto: bramantyo/okezone)

KARANGANYAR (SALAM-ONLINE): Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karanganyar, Jawa Tengah, akhirnya memanggil Suparmin yang mengangkat dirinya sebagai nabi.

Suparmin mengaku sebagai penerus Rohmad yang sebelumnya juga mengangkat diri sebagai nabi. Pertemuan tersebut digelar di Masjid Agung Karanganyar, Jumat (15/2/2013), dihadiri unsur muspida, perwakilan Kementerian Agama, pimpinan ormas Islam, kepolisian dan TNI.

Di pertemuan itu, Suparmin, yang didampingi sejumlah pengikutnya, diminta menjelaskan tujuh poin dalam ajaran yang mereka anut. MUI juga meminta penjelaskan motif didirikannya Jamaah Muslimah, penyebar ajaran tersebut.

Ajaran yang disampaikan Suparmin diduga kuat melenceng dari ajaran Islam, seperti, adanya nama Rohmad untuk menggantikan nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam shalawat. Kemudian, jamaah diharuskan mengenakan pakaian berwarna putih saat melaksanakan shalat.

Selain diminta menjelaskan hal di atas, Suparmin juga ditanya soal penyetoran zakat wajib hanya diberikan kepada Jamaah Muslimah, apabila tidak dilakukan maka dinilai kafir. MUI juga menyoroti, kalimat menjawab salam yang diajarkan oleh Suparmin. Pasalnya, Jamaah Muslimah tidak menjawab salam secara utuh, hanya dengan “walaikum”.

MUI juga mempertanyakan aturan dalam ajaran tersebut yang menyebutkan shalat harus diikuti oleh 40 orang ditambah satu imam. Mereka juga tidak mau berbaur saat melaksanakan Shalat Jumat.

Terakhir, MUI meminta penjelasan soal pengurusan orang meninggal dan buku pedoman yang menyebutkan Rohmad sebagai imam. Dalam ajaran tersebut, orang meninggal tidak perlu dikafani dan pengurusannya hanya boleh dilakukan oleh kelompok Jamaah Muslimah.

Penerus ajaran Rohmad yang mengangkat dirinya sebagai nabi itu, bersikukuh bahwa Rohmad terpilih menjadi imam dan penerus Nabi Muhammad, untuk 100 tahun mendatang. Selain itu, Rohmad juga dipercaya mendapatkan wahyu melalui Malaikat Jibril.

Dalam pertemuan yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karanganyar dan dihadiri puluhan pimpinan Ormas Islam serta dari unsur Muspida, Kepolisian dan TNI, Suparmin menjabarkan bahwa Rohmad mendapatkan wahyu dari Allah SWT yang disampaikan langsung oleh Malaikat Jibril, sama seperti wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad berupa kitab suci Al-Qur’an.

Baca Juga

“Rohmad adalah imam bagi kami untuk 100 tahun mendatang. Rohmad orang yang dipilih untuk meneruskan ajaran Allah yang dibawa Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Nantinya, setiap 100 tahun juga akan dipilih kembali seorang imam yang ditugaskan untuk meluruskan ajaran dari Allah,” terang Suparmin, Jumat (15/2/2013).

Kata Suparmin, dalam meneruskan agar ajaran yang diturunkan tetap lurus dan tidak berbelok, Nabi Muhammad meminta kepada Allah untuk menunjuk seorang imam yang dipercaya dapat menjaga dan meneruskan ajarannya. Rohmad terpilih sebagai imam yang juga mendapakan wahyu Ilahi seperti halnya Nabi Muhammad.

“Imam terpilih itu hanya berusia 100 tahun saja. 100 tahun berikutnya akan terpilih kembali seorang imam untuk meneruskan ajaran yang benar. 100 tahun ini, Rohmad terpilih sebagai imam. Ini sudah berlangsung berabad-abad,” paparnya.

Seorang imam, tambah Suparmin, bisa diartikan sama dengan Nabi. Tetapi, seorang Nabi belum bisa disamakan dengan Rasul. Pasalnya, Allah hanya menunjuk manusia-manusia pilihan untuk menjadi Rasul sekaligus Nabi.

“Dalam Al-Qur’an dijelaskan jumlah Rasul sedikit. Sedangkan Nabi jumlahnya cukup banyak. Sekarang tidak mungkin bila Rohmad bisa menulis buku pedoman kepemimpinan seorang imam hanya 100 tahun. Sebagaimana Nabi Muhammad mengerti sejarah Nabi Ibrahim bila tidak diberi wahyu oleh sang Ilahi. Jadi di mana letak kesalahan kami?” katanya.

Buku ajaran yang ditulis Nabi Palsu Rohmad (Foto: Bramantyo/Okezone)
Buku ajaran yang dikarang nabi palsu Rohmad (bramantyo/okezone)

Suparmin juga membantah tuduhan yang dialamatkan kepada Jamaah Muslimah bentukan Rohmad, yang bisa menggantikan ibadah haji cukup naik ke Gunung Lawu dan berkurban bisa digantikan dengan memotong pepaya sebagai pengganti hewan.

Penuturan Suparmin dan kelompoknya itu, ditentang puluhan pimpinan ormas yang hadir dalam sidang. Para pimpinan ormas meminta Suparmin segera bertaubat.

Pertemuan yang digagas MUI tersebut berjalan panas, karena kelompok Suparmin bersikukuh Rohmad merupakan imam sekaligus nabi yang ditunjuk Allah. MUI memutuskan sidang dilanjutkan pekan depan untuk memberi kesempatan kepada Jamaah Muslimah bertaubat. (okezone/salam-online)

Baca Juga