‘Konflik Suriah Bukan Masalah Internal, Ini Perang Membebaskan Negeri Islam’
BANDUNG (SALAM-ONLINE): Ratusan kaum Muslimin di Kota Bandung tampak antusias menghadiri Tabligh Akbar dan Aksi Solidaritas Muslim Indonesia untuk Muslim Suriah.
Acara yang digelar Forum Indonesia Peduli Suriah (FIPS) bekerjasama dengan Komunitas Dakwah dan Sosial (Kodas) bertempat di Masjid Pusdai Bandung itu berlangsung Sabtu (9/3/2013), mengambil tema “Nubuwat Perang Akhir Zaman di Negeri Suriah”.
Hadir sebagai pembicara Ustadz Imtihan Syafii dari Hilal Amar Society Indonesia (HASI), Angga Dimas P, S,Farm (Forum Indonesia Peduli Sriah) dan Prof Dr Maman Abdurrahman (Universitas Islam Bandung).
Ustadz Imtihan Syafii menegaskan, apa yang terjadi di Suriah ini saat bukan sekadar perang Mujahidin melawan Bashar al-Assad, melainkan perang kaum Muslimin membebaskan negeri Syam secara luas seperti di Lebanaon, Palestina dan Yordania, dari cengkeraman kaum kuffar.
“Hal ini berarti sesuai seperti disabdakan oleh Rasulullah, jadi salah jika ada anggapan bahwa masalah Suriah hanya masalah internal negeri tersebut. Tidak begitu, karena perjuangan Mujahidin di sana sama artinya dengan membela kepentingan umat Islam. Harus diakui, kaum Syiah tampak pula bermain dalam hal ini, maka sangat pantas bagi umat Islam yang ada di Indonesia untuk membantu perjuangan kaum Muslimin di negeri tersebut,” terang Imtihan.
Wakil Sekretaris FIPS Dimas Angga P, mengatakan, perjuangan di Suriah sama pentingnya dengan perjuangan di Palestina. Katanya, saat ini Suriah sangat butuh bantuan dari kaum Muslimin dari berbagai negara.
Selain doa, bantuan medis, donasi dan juga energi untuk pembangkit listrik sangat dibutuhkan.
“Kami mengadakan acara ini tidak sekadar menejelaskan tentang kekejaman rezim Bashar al Assad, namun lebih dari itu, kami perlu menegaskan bahwa kaum Syiah di sana pun bergerak menyerang kaum Muslimin. Ini sesuatu hal yang sangat membahayakan, dan FIPS perlu mensosialisasikan hal tersebut kepada umat Islam di negeri ini,” kata Dimas.
Dimas menambahkan, Pemerintah Indonesia tampak sulit untuk mendukung perjuangan rakyat Suriah, apalagi rezim Soeharto dulu pernah mengadopsi model otoriter di negeri tersebut. Bahkan ada elit sebuah partai politik mengatakan bahwa apa yang terjadi Suriah itu adalah masalah internal negeri itu.
“Padahal sesungguhnya yang harus diperhitungkan selain pihak barat dan Zionis yang bermain dalam hal ini, negeri Iran yang beraliran Syiah sangat kental bermain dalam konflik Suriah. Artinya harus dilihat dalam kondisi ini ada semacam perang antara Syiah dan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Inilah yang perlu saya sampaikan kepada umat Islam di Indonesia,” ungkapnya.
DR Maman Abdurrahman menegaskan, memang paham Syiah sekarang berkembang di mana-mana dan tentu saja ini merupakan tantangan besar bagi umat Islam, tidak boleh lengah dengan hal tersebut.
“Kita umat Islam yang ada di Indonesia jangan lengah, sebab apa yang terjadi di Suriah bisa jadi terjadi pula di negeri ini. Anda semua harus meyakini jika Syiah pun kini berkembang pula di Indonesia,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, selain sesi pengumpulan dana bagi Suriah, juga diadakan pemutaran film tentang kondisi terkini di negeri yang memasuki 2 tahun perang itu. Lewat film ini, kiranya bisa membuka mata umat Islam bahwa perang di Suriah adalah masalah umat Islam di mana pun mereka berada. (DENDY/salam-online)