Duh, India Paksa Siswa Muslim Berdoa di Sekolah Sesuai Keyakinan Hindu
NEW DELHI (SALAM-ONLINE): Sekolah-sekolah Muslim di negara bagian Gujarat, India, menolak langkah pemerintah yang memaksa murid-murid dari berbagai agama berdoa sesuai keyakinan Hindu, yang mereka (Hindu) sebut sebagai “dewi pengetahuan” (dewi saraswati).
Para orangtua siswa Muslim mengancam akan mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah jika hal ini tetap dilakukan. Ini merupakan program Partai Nasionalis Hindu yang berkuasa, Bharatiya Janata Party.
Juzar Bandukwala, seorang pensiunan profesor dan aktivis hak-hak sipil, memprotes “kebijakan” ini.
“Saya terganggu dengan apa yang dilakukan pemerintah ini untuk memaksa murid-murid sekolah melakukan Puja Saraswati di sekolah-sekolah di Kota Ahmedabad. Banyak keluarga Muslim yang bereaksi menolak dan panik dengan mengancam akan menghentikan anak-anak mereka bersekolah. Itu akan menjadi tragedi bagi masyarakat,” kata Bandukwala, seperti dikutip Worldbulletin, Sabtu (24/1).
Bandukwala, yang rumahnya diserang pada tahun 2002 saat kerusuhan antar-komunal di Gujarat dan menewaskan sedikitnya 1.000 orang, mengatakan langkah untuk memperkenalkan doa Hindu di sekolah-sekolah adalah upaya untuk menerapkan “ekstremisme” yang merupakan agenda kelompok sayap kanan.
“Perdana Menteri Narendra Modi tak mungkin tak tahu dan semestinya dia mengawasi setiap perkembangan penting di seluruh negara ini. Saya menolak untuk percaya bahwa kebencian anti-minoritas ini tidak memiliki izin,” ungkap Bandukwala.
Menurut Bandukwala, sudah semestinya masyarakat mayoritas Hindu memahami bahwa kecenderungan untuk menyerag Muslim dan budaya mereka dengan pemaksaan ini adalah berbahaya. “Mereka (mayoritas Hindu, red) harus berbicara dan mengutuk kegilaan ini,” katanya.
Sementara pemimpin lokal oposisi Partai Kongres mengecam langkah itu sebagai serangan terhadap kebebasan semua agama.
Dewan Sekolah Ahmedabad dan Dewan Pendidikan Lokal, mengeluarkan surat edaran kepada semua sekolah kota pada 19 Januari 2015 lalu agar semua siswa melakukan puja untuk Dewi Hindu Saraswati.
“Untuk membuat siswa memahami pentingnya pendidikan, sekolah perlu melakukan Puja Saraswati dan membuat siswa membaca doa Saraswati. Juga, membuat mereka memahami bagaimana puja Saraswati juga dilakukan di negara-negara lain,” kata dewan pendidikan.
Dewan Sekolah Ahmedabad mengelola lebih dari 400 sekolah dasar di kota terbesar Gujarat, termasuk lebih dari 60 sekolah Urdu menengah, dimana terdapat 15.000 siswa Muslim.
Seorang siswa senior protes. “Ini adalah serangan terhadap hak-hak dasar umat Islam,” serunya. “Konstitusi memberikan kebebasan kepada semua agama untuk berdoa menurut keyakinan mereka masing-masing,” katanya. Ia juga mengungkap, bahwa mayoritas sekolah Urdu-Menengah di kota Ahmedabad menolak perintah ini.
Ketua Dewan Pendidikan mencoba meredakan ketegangan itu. Ia mengatakan, “kebijakan” ini bukan untuk menyakiti perasaan pemeluk agama lain.
“Satu-satunya tujuan kami adalah untuk mempromosikan pencarian pengetahuan di kalangan anak-anak dan tidak menyakiti para pengikut agama apapun,” kata Ketua Dewan, Jagdish Bhavsar, seperti dikutip majalah mingguan berita Outlook, Jumat (23/1).
LD Desai, anggota dewan, berusaha mempertahankan program tersebut. Ia mengatakan, Saraswati adalah dewi pendidikan dan sekolah adalah bait pendidikan bagi siswa dari semua agama.
“Jadi, kami hanya ingin siswa untuk memahami pentingnya pendidikan dengan mengingat dewi melalui doa pada hari itu,” dalih Desai. (Worldbulletin/salam)