JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Bidang Hukum DPP Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Adnan Rarasina menegaskan, perekonomian bangsa yang kian hari kian menurun merupakan bukti bahwa rezim yang hari ini sedang berkuasa tidak mampu memimpin bangsa yang besar ini.
“Iya kemarin rupiah menguat, tapi kita masih belum melihat kesejahteraan yang pemerinah berikan untuk rakyatnya. Mana bukti yang katanya pemerinah kita ini pro rakyat?“ ungkap Adnan dalam diskusi publik bertema ‘Negara Darurat: Mahasiswa dan Pemuda ke Mana?’ di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta Pusat, Senin (12/10).
Rezim sekarang ini, lanjut Adnan, memberikan kebohongan semata dengan menyatakan pro terhadap rakyat tetapi tidak mensejahterakan rakyatnya.
Ia melihat pemerintahan saat ini lebih kedepankan pencitraan daripada menyelesaikan masalah yang ada.
“Sebagai contoh Rupiah yang terpuruk beberapa waktu lalu, Jokowi akan tetap aman, karena selain pencitraan yang dilakukan, oknum media lain pun ikut bermain. Bahkan dengan menggunakan media, Jokowi pun dicitrakan. Walau Rupiah mencapai Rp 30.000 Jokowi pun akan tetap aman,” tandasnya.
GPPII, kata Adnan, akan selalu berada di depan membela rakyat dan bangsa ini dari rezim yang tidak menguntungkan rakyatnya. Menurutnya, masih bisa kita lihat PHK di mana-mana. “Katanya pro rakyat tapi justru rakyat kita sendiri yang sulit. Sementara orang-orang asing dari Cina dibawa untuk bekerja di Indonesia, ini apa maksudnya,“ tutur Adnan.
“Kami bahkan mengajak elemen-elemen lain untuk bergabung bersama. Mahasiswa dan pemuda akan selalu di depan dan menjadi pendobrak,” tegasnya.
Adnan menilai pemerintahan saat ini banyak melakukan pelanggaran dan benturan terhadap hukum-hukum yang berlaku.
“Banyak pelanggaran serius yang dilakukan oleh pemerintahan saat ini. Misalnya saja konsep KIS dan KIP,” katanya.
Hadir dalam diskusi tersebut beberapa elemen mahasiswa dan pemuda. Di antaranya Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM), Gerakan Pelajar Islam Indonesia (GPII), Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Himmah Al Wasliyah, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan beberapa elemen lainnya. (EZ/salam-online)