Luka Parah Terkena Peluru Pasukan Rezim, Juru Kamera Al Jazeera Gugur di Suriah
HOMS (SALAM-ONLINE): Zakaria Ibrahim, seorang juru kamera Al Jazeera gugur setelah meliput pertempuran yang terjadi di wilayah Teldo, Suriah.
Ia meninggal setelah terkena pecahan peluru saat meliput perang di Suriah. Setelah enam hari, pada Senin (7/12) Zakaria menghembuskan nafas terakhirnya dalam keadaan terluka parah akibat serangan tersebut.
Ia mengalami luka parah terkena pecahan peluru justru ketika sedang melaporkan gencatan senjata antara Rezim Asad dengan Mujahidin Suriah.
“Ketika Zakaria sedang menyiapkan laporkan gencaran senjata tersebut, pasukan rezim Asad menargetkan pelurunya ke wilayah Teldo yang akhirnya mengenai Zakaria Ibrahim,” ujar wartawan Al Jazeera, Jalal Abu Sulaiman.
Abu Sulaiman mengatakan, Zakaria terkena pecahan peluru saat sedang meliput konflik Suriah. Zakaria langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mengambil peluru yang masuk ke dalam tubuhnya. Namun, kondisinya tetap kritis.
Menurut Abu Sulaiman, Zakaria sudah lama bekerja sebagai juru kamera di Al Jazeera. Selama lebih dari satu tahun ia telah banyak merekam dan memberitakan pertempuran di Homs.
Homs adalah salah satu wilayah dimana peperangan terjadi antara pasukan rezim Asad dengan Pejuang Islam, selain banyak daerah lainnya yang menyasar rakyat Suriah.
Rezim Asad sebagian besar mengendalikan wilayah Suriah melalui Homs dan bagian utara negara itu. Merasa pasukannya kalah melawan Mujahidin, rezim Asad mengajukan beberapa penawaran damai untuk berbagai belahan Homs dalam beberapa hari terakhir.
Lebih dari 250.000 orang berkalang maut sejak konflik Suriah dimulai pada Maret 2011. Pada September lalu, Ahmad Abdel Karim Masalameh, seorang wartawan Al Jazeera di wilayah Deraa juga gugur saat meliput pertempuran di sana.
Pada Desember 2014 dikabarkan banyak wartawan yang meliput peperangan di Suriah dibunuh oleh pasukan rezim Asad, antara lain; wartawan Al Jazeera Mahran al-Dairi gugur saat melaporkan bentrokan antara pasukan rezim Asad dengan Mujahidin di wilayah Deraa, Mohammad Jalil al-Qasem gugur pada Sepember 2014 di pinggiran Kota Idlib.
Pada Januari 2013, Mohammad al-Hourani, seorang koresponden Al Jazeera di Deraa, dibunuh oleh seorang sniper di pinggiran Busra al-Harir.
Seperti diberitakan Al-Jazeera, Selasa (8/12) Suriah adalah negara paling berbahaya di dunia bagi jurnalis. Menurut Komite Perlindungan Wartawan, sejak awal pergolakan, puluhan jurnalis meninggal saat meliput dan diculik oleh pasukan rezim Asad. (EZ/salam-online)
Sumber: Al Jazeera