
MATARAM (SALAM-ONLINE): Ratusan massa yang tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar aksi menolak kedatangan Jokowi di NTB, Selasa (9/2/2016).
Aparat kepolisian tidak mengizinkan digelarnya aksi selama Jokowi berada di NTB. Namun ratusan massa, koalisi IMM dan HMI itu terus bertekad menggelar aksi, sehingga berujung bentrok.
“Iya kita dari IMM berkoalisi dengan HMI MPO menolak kedatangan Jokowi dalam pembukaan peringatan hari pers nasional. Kapolda bekerjasama dengan Danrem tidak mengizinkan aksi. Aksi dilakukan di lampu merah Airlangga, namun dibubarkan secara paksa oleh gabungan polisi dan TNI, lalu massa aksi balik ke kampus, kemudian aksi di perempatan di depan kampus,” kata Sekretaris Umum PC IMM Kota Mataram, Sadikin.
Setelah satu jam pengunjuk rasa beraksi, polisi menembaki massa dengan membabi buta. Massa pun mundur ke dalam kampus. “Tembakan tersebut mengenai dan memecahkan kaca Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram,” ujarnya.
IMM dan HMI MPO menilai selama Jokowi menjadi presiden, kondisi Indonesia semakin terpuruk. Mereka menilai Jokowi gagal memimpin Indonesia, ingkar terhadap janji-janjinya, dan telah membawa negeri ini pada krisis multidimensi.

“Jokowi gagal total, tidak pantas Jokowi datang ke NTB hanya untuk pencitraan, makanya kami menolak. Kita lihat saja kondisi Indonesia saat ini, kemiskinan meningkat, jumlah pengangguran juga meningkat, PHK terjadi di mana-mana, utang luar negeri tak terbendung lagi, banyak rakyat kelaparan dan rupiah hingga saat ini masih terpuruk, kisruh kabinet yang merugikan rakyat dan masih banyak lagi,” ungkap Sadikin.
Seperti diagendakan, Presiden Joko Widodo berada di NTB untuk menghadiri peringatan Hari Puncak Pers Nasional 2016 di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Selasa (9/2/). (ar/kabarpergerakan)