Nelayan Minta Reklamasi Teluk Jakarta Dihentikan Secara Permanen

Nelayan segel Pulau G (Foto-merdeka.com)
Nelayan di Pulau G Teluk Jakarta. (Foto: merdeka.com)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta akhirnya sepakat menghentikan sementara rencana reklamasi pantai utara Jakarta.

Namun bagi nelayan, keputusan itu tidak cukup. Gabungan Komunitas Nelayan Tradisional meminta pemerintah pusat menghentikan proyek itu selamanya, permanen, bukan sementara.

“Tuntutan kami minta dihentikan reklamasi selamanya, karena itu adalah ladang penghasilan bagi kami para nelayan, tidak ada lagi. Tuntutan kami sebagai nelayan hanya itu,” tegas Cartama (53), nelayan Muara Angke di kantor LBH Jakarta, Selasa (19/4).

Reklamasi Teluk Jakarta telah merenggut kehidupan dan penghasilan nelayan. Sebelum dilaksanakan reklamasi Teluk Jakarta, nelayan bisa mengantongi minimal Rp 150.000-200.000 per hari.

Baca Juga

“Sekarang pendapatan saya maksimal Rp 80.000 bahkan bisa kurang dari itu. Sedangkan kebutuhan ekonomi di rumah lebih dari itu. Ruginya sangat banyak. Makanya kami selaku nelayan meminta tolonglah dihentikan reklamasi itu,” kata Cartama.

Berkurangnya penghasilan nelayan karena tangkapan ikan lebih sedikit dibanding biasanya. Cartama menceritakan, sekali melaut biasanya nelayan bisa membawa pulang 50 kg hasil laut. Tapi sejak reklamasi dijalankan hanya mencapai 2-3 kg.

“Itu minim ya. Tapi kalau standarnya 10 kg. Tapi 10 kg itu tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-sehari,” katanya.

Sumber: merdeka.com

Baca Juga