MUI: Konvoi Bendera ‘Israel’ di Papua Bertentangan dengan Sikap Negara

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai aksi konvoi bendera “Israel” di Papua bertentangan dengan sikap negara Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina.

“Sikap negara Indonesia kan jelas, bahwa Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina,” ujar Moqsith sebagaimana dikutip CNNIndonesia, Jumat (18/5/2018).

Pemerintah maupun warga negara Indonesia di mana pun, kata dia, seharusnya melakukan hal-hal berupa dukungan untuk perdamaian di Palestina.

Meski ada dalih tidak ada kepentingan politik dan hanya tradisi, Moqsith menganggap hal itu bertentangan dengan sikap negara. Seluruh pihak di Papua dituntut mempertimbangkan faktor potensi munculnya polemik dan kontroversi sebelum menggelar aksi tersebut.

Apalagi saat ini Indonesia dalam situasi berkabung akibat tindakan “terorisme” yang kemudian menodai kerukunan sesama warga negara.

“Untuk kepentingan kerukunan domestik mungkin perlu dipertimbangkan, apakah cocok untuk kepentingan kerukunan Indonesia. Jadi, tradisi-tradisi yang potensial menodai dan tidak cocok untuk kepentingan seluruh warga negara Indonesia tidak dilaksanakan,” kata Moqsith.

Baca Juga

Ketika disinggung soal sejumlah aksi dan kegiatan yang disertai atribut Palestina oleh sejumlah masyarakat di berbagai daerah, Moqsith menilai hal itu sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada warga Palestina yang terusir dari tanah kelahirannya.

Menurut dia, aksi ini tidak masalah, karena tidak ada unsur politik di dalamnya. Selain itu, hal ini sejalan dengan sikap Negara Indonesia.

“Kalau bendera Palestina yang dibawa itu kan sebagai kelanjutan dari dukungan Indonesia atas kemerdekaan Palestina. Jadi, (ini bentuk) solidaritas kepada warga di sebuah negeri yang mengalami ketidakadilan, mereka terursir dari kotanya sendiri,” kata Moqsith.

Iring-iringan konvoi disertai bendera “Israel” di Papua dilakukan oleh komunitas Sion Kids beberapa waktu lalu. Kemudian, aksi itu terunggah di media sosial. Kepolisian menyebut kegiatan itu sebagai tradisi dan tidak bermuatan politik. Hal ini pun memicu beragam tanggapan dari sejumlah warga. (*)

Sumber: CNNIndonesia

Baca Juga