Korban Ledakan di Afghanistan Bercerita Brutalnya Serangan

Serangan bom pada peringatan Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Kabul, Afghanistan, telah membunuh sedikitnya 55 orang. Pemerintah disalahkan karena tidak memadainya keamanan.

Nampak Aula Gedung Uranus di Kabul, Afghanistan, tempat dilangsungkannya peringatan Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam porak poranda setelah diguncang bom dahsyat dan mematikan pada Selasa (20/11/2018)

KABUL (SALAM-ONLINE): Jumlah korban meninggal dalam serangan bom di Kabul yang menjadi tempat berkumpulnya para ulama saat memperingati Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah meningkat menjadi 55 orang, lansir Aljazeera, Kamis (22/11/2018). Sementara 94 lainnya luka-luka, kata pihak berwenang.

Bom brutal pada Selasa (20/11) di Gedung Pernikahan Uranus, tempat orang-orang berkumpul untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, adalah salah satu serangan paling mematikan di Afghanistan tahun ini.

Serangan ini mengundang kecaman luas, baik di negara itu maupun di luar negeri. PBB menggambarkannya sebagai “kekejaman”.

Pada Rabu (21/11) pagi, petugas kebersihan bekerja di ruang tempat pembantaian terjadi, membersihkan turban, sandal, kursi terbalik dan pecahan kaca yang masih berserakan di lantai.

“Itu benar-benar mengerikan. Nampak orang tewas dan terluka, berlumuran darah dan potongan daging,” Ahmed Fareed (40), menceritakan kepada kantor berita AFP ketika dia berbaring di tempat tidur rumah sakit dengan cedera kaki dan bahu.

“Temanku dan putra kecilnya juga ada di sampingku, berlumuran darah dan tidak bergerak,” ungkapnya.

Presiden Ashraf Ghani menyatakan hari Rabu (21/11) sebagai hari berkabung nasional bagi para korban serangan. Ghani menggambarkan serangan itusebagai “kejahatan yang tak termaafkan”.

Penyelenggara acara mengatakan kepada Aljazeera bahwa dua peristiwa keagamaan terjadi di lantai yang berbeda di dalam gedung tersebut. Dikatakan, sekitar 2.000 orang berada di dalam aula tersebut saat ledakan terjadi.

Baca Juga

Terungkap bahwa sebagian besar korban adalah mahasiswa yang tengah berkumpul dari seluruh wilayah di negara itu.

Warga dan pejabat senior mengkritik pemerintah karena gagal memberikan keamanan yang memadai.

“Kali ini mereka menargetkan tokoh agama kita. Ini sangat brutal dan biadab,” kata Ali Mashal, seorang mahasiswa Afghanistan kepada Aljazeera.

“Kami melihat serangan terhadap mahasiswa, masjid, klub olahraga dan tempat-tempat sipil lainnya,” tutur Mashal. “Kali ini mereka menargetkan tokoh agama kami. Sangat brutal dan biadab.”

“Pemerintah bertanggung jawab untuk mengamankan pertemuan-pertemuan ini dan memastikan keselamatan publik,” kata mantan Gubernur Provinsi Balkh, Atta Muhammad Noor.

Meskipun tidak ada klaim pihak yang bertanggung jawab usai serangan, Kepala Eksekutif Afghanistan Abdullah menunjuk Taliban berada di balik serangan mematikan tersebut.

“Apakah mereka menyangkalnya atau tidak, mereka telah menciptakan lingkungan semacam itu, mereka bertanggung jawab atas kekerasan,” kata Abdullah kepada AFP dalam sebuah wawancara di Paris.

Namun Taliban sendiri mengutuk serangan itu dalam pesan WhatsAppnya. (mus)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga