Tentaranya Tewas, Penjajah Zionis Hancurkan Bangunan Palestina

Setidaknya 56 warga Palestina terluka saat memprotes pembongkaran sebuah bangunan milik Latifa Abu Hamid, seorang aktivis perempuan Palestina, yang anaknya dituduh membunuh tentara penjajah Zionis. Gedung empat lantai itu dihancurkan dengan cara diledakkan. Lihat videonya.

Asap mengepul dan membubung saat pasukan Zionis meledakkan gedung 4 lantai keluarga Palestina, Latifa Abu Hamid, di kamp pengungsi Amari di Ramallah, Sabtu, 15 Desember 2018. (Foto: Mohamad Torokman/Reuters)

TEPI BARAT (SALAM-ONLINE): Pasukan Zionis menghancurkan sebuah bangunan empat lantai milik seorang aktivis perempuan terkemuka Palestina, yang enam putranya dipenjarakan oleh penjajah tersebut.

Bangunan milik Latifa Abu Hamid yang terletak di kamp pengungsi Amari, dekat kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki/dijajah itu dihancurkan dengan cara diledakkan, seperti terekam dalam video di bawah ini.

Aljazeera, Ahad (16/12/2018), mengutip laporan jurnalis kantor berita Anadolu yang bermarkas di daerah itu melaporkan, tentara penjajah menggerebek kamp pada Sabtu (15/12) pagi, mengepung bangunan tersebut sebelum membongkarnya dengan cara diledakkan.

Sebelum meruntuhkan gedung (bangunan) itu, pasukan penjajah mengusir belasan wartawan dan aktivis solidaritas yang berada di dalam gedung. Para aktivis dalam gedung itu berupaya mencegah tentara Zionis untuk menghancurkan bangunan tersebut.

Penjajah Zionis menuduh salah satu putra Abu Hamid membunuh seorang tentaranya pada Mei 2018 lalu.

Palestina terluka

Tetangga mengatakan, beberapa ratus warga, termasuk anak-anak, diperintahkan keluar dari rumah mereka, kemudian dikumpulkan di lapangan olah raga di malam yang dingin, sementara operasi militer penjajah berlanjut.

Setelah peledakan dan pembongkaran, konfrontasi antara penduduk lokal dengan pasukan Zionis tak terhindarkan. Tentara penjajah menggunakan gas air mata, peluru karet dan tajam untuk membubarkan kerumunan warga.

Setidaknya 56 warga Palestina terluka dalam aksi protes terhadap peledakan dan pembongkaran bangunan tersebut.

Pasukan Zionis secara rutin menghancurkan rumah-rumah orang Palestina yang melakukan serangan terhadap tentara penjajah tersebut.

Abu Hamid juga memiliki seorang putra yang ditembak mati oleh pasukan Zionis pada 1994.

Menyuarakan perlawanan, Latifa Abu Hamid mengatakan, penghancuran gedung “tidak akan merusak rencana kami”. Ia bertekad untuk membangun kembali bangunan “sesegera mungkin”.

“Semua putra saya telah gugur (dibunuh) atau dipenjarakan, dan itu tidak menghancurkan saya,” katanya.

Baca Juga

“Ini adalah ketiga kalinya mereka menghancurkan rumahku,” tambah Abu Hamid.

Saeb Erekat, Ketua Juru Runding Palestina, mengatakan kepada Aljazeera di acara Forum Doha bahwa pembongkaran ini dapat menyebabkan lebih banyak kekerasan di Tepi Barat dan Yerusalem (Al-Quds) yang diduduki.

“Ini adalah kejahatan perang oleh penjajah… Benjamin Netanyahu bertanggung jawab sepenuhnya dengan atas kejahatan perang yang dilakukan terhadap rakyat Palestina,” tegas Erekat.

“Einstein pernah ditanya apa itu kegilaan, dia menjawab, ‘Dengan mengulangi pengalaman dan eksperimen yang sama dengan alat yang sama dan mengharapkan hasil yang berbeda’,” ujarnya.

“Netanyahu percaya bahwa dengan menghancurkan rumah-rumah, membunuh orang-orang Palestina, dia akan mendapatkan kedamaian dan keamanan. Dia mendorong orang-orang Palestina dan Zionis lebih jauh dan lebih dalam ke dalam lingkaran kekerasan dan anti-kekerasan; itulah kebenarannya.”

Pembalasan

Dalam beberapa hari terakhir, setidaknya lima orang Palestina gugur ditembak mati pasukan Zionis dan lusinan lainnya terluka di seluruh Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki/dijajah. Tiga Zionis Yahudi juga tewas, termasuk dua tentara penjajah tersebut, dalam aksi penembakan pada Kamis (13/2).

Perdana Menteri penjajah, Benjamin Netanyahu, menghadapi tekanan dari saingannya (sayap kanan) dan pemukim Yahudi sebagai respons yang kuat atas insiden penembakan itu.

Itu adalah serangan mematikan ketiga oleh orang-orang bersenjata Palestina di Tepi Barat dalam dua bulan terakhir. Serangan itu memicu demonstrasi dari kelompok-kelompok pemukim Yahudi yang mendukung Netanyahu.

Pada Jumat (14/12), Asosiasi Tahanan Palestina mengungkapkan tentara penjajah telah menahan sekitar 100 warga Palestina di seluruh Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak Kamis pagi.

Natasha Ghoneim yang melaporkan dari Ramallah di Tepi Barat yang diduduki mengatakan bahwa suasana tegang terus berlanjut di seluruh Ramallah; sekolah dan universitas ditutup untuk hari itu.

“Pembongkaran, penggerebekan, penahanan administratif anggota Hamas, peningkatan kehadiran militer penjajah di pos-pos pemeriksaan dan jalan menuju Ramallah, ini semua adalah langkah-langkah Benjamin Netanyahu yang bersumpah untuk melakukan pembalasan atas kematian tiga orang Zionis Yahudi itu,” lapor Ghoneim. .

“Di sisi Palestina, tentu saja, ada banyak kemarahan. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk kekerasan, tetapi juga mengatakan bahwa ada atmosfer yang diciptakan di sini, kurangnya harapan atas proses perdamaian, pemukim (Yahudi) menyerukan pembunuhan, yang membuatnya siap untuk kondisi seperti ini,” lanjutnya.

Rencananya besok Abbas akan pergi ke Yordania bertemu Raja Abdullah II untuk membahas situasi terakhir. Pada Kamis lalu, Mesir juga mengirim delegasi keamanannya, kata Ghoneim. (mus)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga