Mahathir: Zionis dan Pembentukan ‘Israel’ Akar Penyebab Terorisme
“Zionis Yahudi dapat melanggar semua hukum dan norma dunia internasional. Itu akan terus didukung dan dipertahankan … Tidak ada keadilan di dunia,” kata Mahathir Mohamad.
SALAM-ONLINE: Pembentukan “Negara” Zionis Yahudi yang diberi nama “Israel” dengan merebut tanah Palestina dan mengusir 90 persen populasi Arabnya adalah akar penyebab munculnya terorisme, kata Perdana Menteri Malaysia Dr Mahathir Mohamad dalam pidatonya di PBB yang dikutip Middle East Monitor (MEMO), Ahad (29/9/2019) dari MalayMail.
Mahathir menyatakan bahwa sejak pembentukan “Israel“, perang telah terjadi di banyak negara. “Banyak yang terkait dengan pembentukan ‘Israel’ ini. Dan sekarang kita memiliki dan mengenal terorisme ketika tidak ada sebelumnya,” ujarnya.
Mengomentari hal ini dalam Debat di Majelis Umum PBB ke-74 di New York, Mahathir menegaskan bahwa tindakan militer terhadap aksi terorisme tidak akan berhasil.
“Kita perlu mengidentifikasi penyebabnya untuk menghapusnya. Tetapi kekuatan besar menolak untuk berurusan dengan akar permasalahan terorisme ini,” lanjutnya.
Mahathir menyatakan bahwa Malaysia menerima negara “Israel” sebagai “fait accompli“, sesuatu yang sudah diputuskan dan harus diterima. Tapi, Malaysia tidak dapat menerimanya.
“Malaysia tidak dapat menerima perampasan terang-terangan atas tanah Palestina oleh Zionis Yahudi untuk permukiman, termasuk pendudukan terhadap Yerusalem (Baitul Maqdis). Rakyat Palestina bahkan tidak bisa memasuki permukiman yang dibangun di tanah mereka …,” sesalnya.
Dia melanjutkan, karena Zionis Yahudi membentuk “negara” bernama “Israel”, sekarang ada semacam pertentangan yang diciptakan antara Muslim dengan Islam. Muslim dituduh “teroris”, bahkan meski mereka tidak melakukan aksi apa pun.
“Negara-negara Muslim telah mengalami destabilisasi melalui kampanye untuk demokrasi dan perubahan rezim. Muslim di mana-mana telah ditindas dan diusir dari negara mereka. Namun suaka mereka juga ditolak,” kata Mahathir.
“Ribuan orang mati di laut dan di musim dingin yang parah. Orang tidak dapat menyangkal bahwa di masa lalu tidak ada migrasi besar-besaran. Sekarang perang dan ketidakstabilan terjadi. Perubahan rezim telah memaksa mereka untuk melarikan diri dari negara mereka,” tuturnya.
Dia menyesalkan pihak-pihak yang melanggar hukum bebas dari hukuman. “Negara” yang mereka sebut “Israel” dapat melanggar semua hukum dan norma internasional. Hal itu akan terus mereka dukung dan pertahankan.
“Negara-negara yang tidak mendukung tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada keadilan di dunia,” tandasnya. (mus/salam)
Sumber: MEMO