Dukung Aksi Terorisme Rezim Asad, Rusia Didesak Saudi Keluar dari Suriah

Suriah-Gambar ini diambil pada Rabu (30-9-2015) setelah serangan udara di Talbiseh, Suriah, yang dilakukan oleh pesawat tempur Rusia, mengakibatkan puluhan warga sipil meninggal-jpeg.image
Gambar ini diambil pada Rabu (30/9) setelah serangan udara di Talbiseh, Suriah, yang dilakukan oleh pesawat tempur Rusia, mengakibatkan korban puluhan warga sipil meninggal (Syria Civil Devence via AP)

SALAM-ONLINE: Seorang diplomat senior Arab Saudi, Abdullah Al-Mouallimi, dalam pidatonya di PBB mendesak agar Rusia menghentikan serangannya dan menarik militernya keluar dari Suriah. Pasalnya, serangan udara Rusia di negara yang tengah dilanda perang sejak 2011 itu telah menyebabkan korban warga sipil. Target yang menurut Rusia menyasar ISIS (Islamic State/IS) itu tidak terjadi, karena wilayah serangan yang dilancarkan bukan basis ISIS.

“Saya minta dua sekutu utama Asad, Iran dan Rusia, untuk tidak mengklaim bahwa mereka di Suriah melawan ‘Daulah Islam’ (ISIS), padahal pada saat yang sama mendukung aksi terorisme yang dilakukan oleh rezim Basyar Asad sendiri,” seru Dubes Saudi itu sebagaimana dikutip Arabnews.com, Kamis (1/10).

Al-Mouallimi menyatakan keprihatinan yang mendalam terkait operasi militer pasukan Rusia yang dilakukan di wilayah Homs dan Hama pada Rabu (30/9), dua tempat yang tidak ada ISIS-nya. Serangan itu menyebabkan sejumlah korban yang tidak bersalah. “Kami menuntut itu segera dihentikan dan tidak lagi mengulanginya,” tegas Al-Mouallimi.

“Adapun negara-negara yang telah diklaim baru bergabung dalam perang melawan ISIS, mereka tidak bisa melakukan itu, sementara pada saat yang sama mereka mendukung terorisme dari rezim Suriah dan sekutu asingnya seperti teroris ‘Hizbullah’ dan pasukan Quds (bagian dari elit Garda Revolusi Iran, red),” lanjutnya dalam pidato di markas PBB New York yang disiarkan stasiun televisi Al-Arabia.

ISIS atau yang juga dikenal sebagai ISIL, populer luas di kalangan orang-orang Arab di kawasan Timur Tengah sebagai Daesh (Daulah Islam).

Baca Juga

Milisi Syiah “Hizbullah” Lebanon secara terbuka menyatakan berperang atas nama rezim Asad, sementara Pasukan Quds dari Iran, juga banyak membantu Damaskus.

Seperti diberitakan, Rusia pada Rabu (30/9) meluncarkan serangan udara pertama di Suriah sejak perang di negara itu dimulai pada 2011 lalu. Serangan itu dilancarkan ke wilayah Homs, Hama dan Aleppo, dimana di tiga wilayah itu tak ada ISIS, padahal Rusia menyatakan serangannya di Suriah menyasar ISIS.

Sebaliknya, seperti dikatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, serangan udara Suriah pada Rabu (30/9) lalu itu tidak menyerang ISIS, melainkan menyasar kelompok oposisi penentang Asad dan warga sipil Suriah. (mus)

Arabnews.com

Baca Juga