DR Raghib As-Sirjani: ‘Mustahil Menyatukan Umat Islam dengan Syiah’

DR Raghib As Sirjani (tengah) di panggung IBF-1-3-2014-jpeg.image
DR Raghib As-Sirjani (tengah) saat mengisi acara di IBF, Sabtu (1/3) lalu

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Sejarah membuktikan, adalah mustahil menyatukan umat Islam (kerap disebut Ahlus Sunnah, red) dengan Syiah. Jalinan kerjasama keduanya pun penuh risiko dan berbahaya. Sebab Syiah tidak dapat dipercaya.

Demikian ditegaskan cendekiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir Dr Raghib As-Sirjani saat berkunjung ke Indonesia baru-baru ini. Sejarah, kata Raghib, mencatat, Syiah telah melakukan pengelabuan terhadap umat Islam.

Usai mengisi acara di Islamic Book Fair (IBF) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (1/3), di depan para wartawan, Raghib mengungkap sejarah pengelabuan itu. Dia membeberkan ketidakbenaran penisbatan nama Fathimiyyah kepada daulah Syiah di Mesir.

Sebab, menurutnya, Syiah ingin mengelabui umat Islam dengan mencatut nama Fathimah, putri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Padahal sebenarnya, nama daulah Syiah tersebut adalah Daulah Ubaidiyyah, dinisbatkan kepada pendirinya, Ubaidillah Mahdi, seorang Yahudi.

“Jadi tidak ada yang namanya Daulah Fathimiyyah, yang ada Daulah Ubaidiyyah,” tegas Raghib.

Raghib mengatakan, daulah tersebut kemudian mengklaim sebagai kekhalifahan. Pengelabuan-pengelabuan itu disebutnya sebagai pemanis agar mereka dihormati. “Sebenarnya itu adalah negara (daulah, red) yang sangat keji, sangat kotor,” ungkap Raghib.

Penulis buku ‘Kaifa Nabnil Ummah?’ ini mencontohkan kekejian Syiah yang terpampang di Suriah saat ini. Menurutnya, Suriah kini dijajah oleh Syiah Nushairiyyah—yang dinisbatkan kepada Muhammad bin Nusyair—dengan kedok Syiah Alawiyyah.

Adapun penggunaan nama Alawiyyah, jelasnya, adalah penisbatan palsu. Pengelabuan ini sama dengan kasus penisbatan Fathimiyyah di atas.

Baca Juga

“Tapi sebenarnya (Syiah di Suriah) itu adalah Nushairiyyah dan itu adalah sekte Syiah yang paling keji, paling kotor, paling kriminal. Dan mereka sampai-sampai menuhankan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu. Jadi bukan hanya sekadar mensucikan (Ali),” ungkapnya.

Raghib mengatakan, hujjah Ahlus Sunnah sesungguhnya sangat kuat. Tidak bisa dibandingkan dengan hujjah lemah kaum Syiah, sehingga Syiah menempuh cara lain untuk menarik minat umat Islam.

“Jadi mereka menempuh cara lewat duit, lewat bantuan. Itu ditempuh di Mesir, di Sudan, dan di Indonesia juga, juga di negara-negara lainnya,” jelasnya.

Raghib berpandangan tersendiri terkait mustahilnya pendekatan Islam dan Syiah. Menurutnya, yang mungkin dilakukan adalah dialog.

“Ataupun bernegosiasi dimana kita berharap agar orang Syiah itu menghentikan kekejian mereka, kekerasan mereka terhadap Muslim,” tandasnya.

Kehadiran Raghib di Jakarta memenuhi undangan penerbit Pustaka Al-Kautsar sebagai pembicara dalam acara “Dialog Peradaban Islam”. Raghib mengupas buku karyanya yang diterjemahkan berjudul “Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia”. (hidayatullah.com)

salam-online

Baca Juga