MATARAM (SALAM-ONLINE): Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr TGH Muhammad Zainul Majdi mengkritik Al-Qur’an dibaca menggunakan langgam lokal. Sebab, Al-Qur’an memiliki kekhususan dan seharusnya dimuliakan.
“Ini masalah spiritual sehingga harus lebih berhati-hati dan Al-Qur’an itu memiliki hal yang khusus,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Sabtu (13/6), sebagaimana dikutip Republika Online.
Gubernur menegaskan hal ini sehubungan pembacaan Al-Qur’an dengan langgam Sasak yang dilakukan Saprianto saat acara Peluncuran Buku Biografi Mudjitahid “Kepemimpinan Sasak Nusantara”, di Mataram, Sabtu (13/6).
Ia mengatakan, Al-Qur’an memiliki kekhususan, sehingga harus dibedakan antara keterbawaan secara alami atau disengajakan.
“Beda antara keterbawaan secara alami dan disengaja memaksudkan Al-Qur’an ke dalam langgam yang tidak dikenal sehingga akan menimbulkan kesamaran bagi masyarakat,” katanya.
Menurutnya, masyarakat yang mendengar akan juga mempertanyakan apakah Al-Qur’an yang dibacakan dengan langgam lokal merupakan Kalam Allah. Atau tembang-tembang hiburan yang diciptakan manusia.
Zainul mengatakan, banyak jalan dakwah kultural yang bisa dilakukan sehingga tidak perlu mengikuti pandangan orang yang membolehkan semua (langgam lokal).
“Kehormatan Al-Qur’an di atas segalanya, tidak hanya masalah tajwid. Sebab, tajwid bisa disesuai-sesuaikan meski tidak sesuai 100 persen,” katanya.
Apalagi, ia menilai, terdapat banyak kesalahan tajwid dalam pembacaan Al-Qur’an dengan langgam Sasak yang dilakukan Saprianto itu.
Menurutnya, masyarakat harus bisa menghormati keilahian Al-Qur’an dengan tanpa melanggamkan Al-Qur’an dengan langgam Sasak.
Zainul mengatakan , banyak masalah dan isu penting lain yang perlu diperhatikan.
“Dibanding kita masuk pada perselisihan soal membaca Al-Qur’an dengan langgam lokal yang tidak berkesudahan dan cenderung menimbulkan konflik serta berujung debat kusir. Bahkan, tidak memberikan manfaat untuk umat,” katanya.
Ia mengimbau agar seluruh energi sebaiknya dibawa ke arah yang lebih baik untuk kepentingan masyarakat. (ROL)
salamonline