Sambut Ramadhan, Jamaah Ansharusy Syariah Semarang Gelar ‘Konvoi Dakwah’

Semarang-Konvoi Dakwah Ramadhan-2-jpeg.imageSEMARANG (SALAM-ONLINE): Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, Jamaah Ansharusy syariah (JAS) Semarang pada Senin malam (15/6/2015) mengadakan aksi damai “Konvoi Dakwah Ramadhan”.

Aksi yang merupakan sebuah bentuk kepedulian terhadap umat untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran itu, berlangsung tertib dan damai.

“Kami tekankan kepada para wartawan yang hadir di sini, apa yang kami lakukan pada malam hari ini adalah sebuah bentuk kepedulian kami terhadap umat Islam dalam rangka mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran,” tutur pimpinan Jamaah Ansharusy Syariah Semarang, Abu Sumayyah, dalam rilis yang diterima redaksi, Selasa (16/6).

“Tentunya mengajak dengan cara yang ma’ruf tanpa anarkis dan bukan sweeping, walaupun kami tahu ada pihak-pihak yang ingin mencitrakan aksi dakwah amar ma’ruf nahi mungkar sebagai aksi anarkis, aksi sweeping. Tapi sekali lagi aksi ini adalah aksi damai yang kami mulai dengan dakwah, bukan dengan kekerasan ,” lanjutnya.

Konvoi dimulai dari markaz Jamaah Ansharushy syariah di kawasan Kp Melayu Manis, Semarang utara. Pemberhentian pertama konvoi di daerah karaoke Mberok. Di tempat ini sempat terjadi sedikit ketegangan dengan pihak aparat.

Dengan nada kasar dan membentak-bentak sebagai ciri khas polisi, yang disambut dengan pekikan takbir oleh peserta konvoi, aparat menilai ada beberapa pelanggaran lalu lintas yang dilakukan peserta konvoi.

Abu Sumayyah mengatakan memang sempat terjadi sedikit ketegangan dan menyayangkan tindakan aparat yang terlalu berlebihan, tetapi semuanya bisa diselesaikan.

“Memang sempat terjadi sedikit ketegangan tapi alhamdulillah bisa diselesaikan. Mas-mas wartawan tadi juga melihat sendiri beberapa orang anggota kami yang tidak memakai helm sudah kami minta untuk naik mobil yang sudah disediakan panitia,” ujarnya.

“Seandainya kami menyengaja untuk melanggar aturan tentunya semua anggota kami tidak memakai helm. Tapi di lapangan kan bisa dilihat sendiri hanya ada 2 sampai 3 orang saja yang tidak memakai helm,” terangnya.

Semarang-Konvoi Dakwah Ramadhan-3-jpeg.imageIa mengatakan, hal tersebut merupakan faktor ketidaksengajaan, bukan kesengajaan. Menurutnya, mungkin karena terburu-buru dan sebagainnya.

Maka, Abu Sumayyah pun menyayangkan pendekatan aparat yang disebutnya dengan cara membentak-bentak ala preman. Karena, acara ini, ujarnya, merupakan agenda tahunan yang sudah biasa dilaksanakan. Tiap tahun berjalan dengan baik, tanpa ada tindakan anarkis.

Baca Juga

“Baru tahun ini, ada acara bentak-bentak ala preman yang jadinya kan malah lucu. Seolah-olah kami dipaksa untuk menjadi anarkis, tapi sekali lagi acara ini kan dibangun di atas pondasi dakwah, tanpa adanya tindakan anarkis dan kekerasan, maka kami tidak akan terprovokasi.”

Dalam konvoi terlihat peserta aksi menjaga tertib lalu lintas, tanpa ada hal yang mengganggu pengguna jalan lainnya. Salah satu pengguna jalan yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa aksi konvoi yang dia lihat, berbeda dengan yang lainnya, yang banyak merugikan para pengguna jalan.

“ Saya lihat baru kali ini ada aksi konvoi yang tertib lalu lintas tanpa mengganggu pengguna jalan lainnya. Mereka saya lihat juga menggunakan helm lengkap dan yang saya kaget pada saat lampu menunjukkan warna merah, mereka itu berhenti semua dan baru jalan di saat lampu hijau. Dan ini jarang terjadi jika ada konvoi di daerah sekitar sini,” ungkapnya.

Lokalisasi Sunan Kuning merupakan tempat terakhir yang didatangi oleh peserta konvoi. Di tempat tersebut perwakilan Jamaah Ansharushy Syariah Semarang menemui pihak pengelola, kemudian sedikit menyampaikan taushiyah dan menyerahkan surat berisi imbauan.

Abu sumayyah menuturkan dari sini umat bisa dilihat bahwa Aksi amar ma’ruf nahi mungkar bukanlah aksi kekerasan dan anarkis.

“Memang saya lihat ada pihak-pihak yang menyengaja mencitrakan agar umat membenci dan menjauhi amar ma’ruf nahi mungkar. Dengan membuat citra buruk terhadapnya, sehingga umat enggan melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan akhirnya menjadi umat yang dihinakan,” tegasnya.

Banyak umat Islam yang enggan beramar ma’ruf nahi mungkar, padahal, kata Abu Symayyah, Allah berfirman:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang mungkar, (QS Ali Imran: 110).

Semarang-Konvoi Dakwah Ramadhan-4-jpeg.image“Perhatikan ayat tersebut, umat islam jika ingin menjadi umat terbaik ada syaratnya. Apa syaratnya? Melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar,” pungkasnya. (Samudra Alam, Semarang)

Baca Juga