Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara Rekomendasikan Tanggulangi Aliran Sesat dan Menyimpang

Penutupan Temu Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (11 Agustus 2015)-jpeg.image
Penutupan Temu Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 11 Agustus 2015 (Foto: Budi Marta)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara merekomendasikan untuk menanggulangi aliran sesat dan menyimpang dengan cara pencerahan yang dilakukan dengan pelatihan dan kerja sama dari para Dai untuk mencegah penyebarluasan ajaran menyimpang tersebut.

“Di sini ada peran dari koordinasi antara ulama dan dai tersebut,” ujar Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara Muhammad Zaitun Rasmin di Jakarta, Selasa (11/8).

Dalam temu wartawan di sela penutupan Pertemuan Ilmiah Internasional Ulama dan Dai Asia Tenggara di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (11/8) malam, juga direkomendasikan pembentukan majelis ilmiah dan fatwa yang bertujuan mempersatukan negara-negara di kawasan ASEAN.

“Kami berkeinginan membentuk majelis ilmiah dan fatwa demi merekat persatuan sehingga menyatukan masalah yang dialami oleh satu negara seperti penetapan awal Ramadhan dan dua hari raya,” kata Zaitun Rasmin.

Zaitun mengatakan pembentukan majelis ilmiah dan fatwa tersebut adalah salah satu dari lima rekomendasi dari Pertemuan Ilmiah Internasional Ulama dan Dai Asia Tenggara di Lembang pada 8-11 Agustus 2015.

Baca Juga

Selain pembentukan majelis tersebut, Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara juga merekomendasikan agar mengoptimalkan peran organisasi yang berdiri pada 29 November 2014 ini sebagai pusat dan payung koordinasi ulama di kawasan Asia Tenggara.

“Kami ingin mengoptimalkan peran dari ikatan ulama dan dai di kawasan Asia Tenggara ini sebagai pusat dan payung koordinasi dengan cara mengedepankan sikap saling mencintai, menasihati dan tolong-menolong,” ujar Zaitun yang juga Wakil Ketua Komisi Luar Negeri MUI itu.

Selain itu, kata Zaitun, Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara juga merekomendasikan untuk memberikan perhatian dan dukungan pada Dai di negara-negara yang umat Islamnya minoritas.

Dukungan tersebut, ujar Zaitun, adalah dukungan secara moril maupun secara materil dalam agenda terprogram dengan tujuan peningkatan kualitas dakwahnya.

Sumber: Antara

Baca Juga