‘Jalan Tengah’ Setelah Demokrasi Digugat

Pustaka Al Kautsar-Jalan Tengah Demokrasi-3-jpeg.image
Tohir Bawazir dalam peluncuran bukunya ‘Jalan Tengah Demokrasi’ (Foto: EZ/salam-online)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Penerbit Buku Pustaka Al-Kautsar meluncurkan buku ‘Jalan Tengah Demokrasi: Antara Fundamentalisme dan Sekularime’, Selasa (18/8) di Hotel Grand Alia Cikini, Jakarta Pusat.

Buku karya Drs. Tohir Bawazir tersebut menyoroti pentingnya partisipasi politik umat Islam dalam rangkaian kegiatan politik, terutama yang berhubungan dengan proses pemilihan pemimpin melalui mekanisme Pemilu dan Pilkada.

Menurut pandangan Tohir Bawazir, partisipasi politik umat Islam kurang maksimal sehingga cita-cita menghadirkan figur pemimpin yang Islami serta upaya membumikan nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sulit terwujud.

Tak heran jika dalam beberapa kali Pemilu dan Pilkada tokoh atau kandidat yang mewakili kepentingan umat Islam kalah. Padahal secara demografi kependudukan jumlah umat Islam di negara ini cukup banyak sehingga sepatutnya kaum Muslimin dapat menentukan figur yang tepat untuk memimpin.

Baca Juga

“Hal ini perlu kami kemukakan karena soal demokrasi dalam beberapa tahun ini dipertanyakan. Kalau dilihat di awal kemerdekaan RI seluruh komponen umat Islam sepakat memperjuangkan aspirasi politik menggunakan mekanisme sistem politik yang berlaku, salah satu buktinya yaitu dengan mendirikan Partai Masyumi,“ ungkap Tohir Bawazir dalam acara Peluncuran Buku ‘Jalan Tengah Demokrasi: Antara Fundamentalisme dan Sekulerisme’, Selasa (18/8), di Hotel Grand Alia Cikini, Jakarta Pusat.

Tohir juga menyayangkan perjuangan yang dilakukan oleh umat Islam sekarang ini nampaknya mengalami sedikit hambatan. Kembali kepada sejarah pahlawan dahulu bahwa mereka berjuang memerdekakan negara Indonesia tanpa perdebatan di antara sesama Muslim.

Pustaka Al Kautsar-Jalan Tengah Demokrasi-1-jpeg.image“Kita tahu semua kemerdekaan Indonesia dicapai melalui tokoh-tokoh Islam dahulu, dan UUD merupakan kontribusi besar yang dikeluarkan oleh umat Islam. Berbeda dengan sekarang, dalam beberapa tahun ini ada semacam gugatan terhadap demokrasi, dari kalangan Islam sendiri,“ tegasnya. (EZ/salam-online)

Baca Juga