Jet Tempur Rusia Serang Basis Pejuang Suriah di Dekat Perbatasan Turki

SALAM-ONLINE: Pesawat jet yang diyakini milik Rusia menyerang pos kelompok pejuang di Suriah barat laut, dekat perbatasan utama dengan Turki, menyebabkan sedikitnya satu petempur gugur dan melukai beberapa orang, kata pihak oposisi, Ahad (2/4).

Mereka mengatakan beberapa serangan semalam terjadi di Babeska, desa di provinsi Idlib, terutama di basis Jaisyul Islam (Tentara Islam), kelompok utama oposisi, yang menguasai kubu besar terakhir perlawanan di ambang pintu ibu kota Suriah.

Jaisyul Islam adalah penandatangan gencatan senjata rapuh, yang ditengahi Rusia dan Turki pada akhir tahun lalu. Kelompok ini mengatakan Rusia gagal menekan rezim Suriah untuk memastikan gencatan senjata berlangsung.

Rezim Basyar Asad menganggap Jaisyu Islam sebagai kelompok teroris dan menyalahkan kelompok itu serta sejumlah kelompok perlawanan lainnya atas serangan baru-baru ini terhadap daerah yang dikuasai rezim di ibu kota.

Jet tempur yang diyakini milik Rusia juga menyerang kota Urum al Kubra di daerah kekuasaan pejuang Suriah di kawasan pedesaan barat Aleppo. Serangan ini membunuh lima warga sipil. Kawasan ini menjadi lokasi pertempuran antara kelompok pejuang Suriah dengan tentara rezim Asad.

Sementara itu, jumlah warga Suriah yang menyelamatkan diri ke Turki, Mesir, Irak, Jordania dan Lebanon akibat perang yang berkepanjangan ini telah melebihi angka lima juta, kata Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), pekan lalu.

Baca Juga

Menurut data terkini yang dikumpulkan oleh UNHCR dan Pemerintah Turki, 5.018.168 orang Suriah telah meninggalkan negeri mereka dan mengungsi di wilayah itu sejak konflik Suriah meletus pada Maret 2011.

Meskipun pertemuan tingkat tinggi mengenai Suriah diselenggarakan tahun lalu dengan tujuan menampung 10 persen dari seluruh pengungsi sampai 2018, UNHCR, sebagaimana dilaporkan Xinhua memperingatkan hanya 250.000 tempat buat pengungsi telah tersedia saat ini.

“Kami masih menghadapi jalan panjang untuk mengembangkan penampungan dan jumlah serta jarak jalur yang tersedia buat pengungsi,” kata Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi, Filippo Grandi, di dalam satu pernyataan.

“Untuk menanggulangi tantangan ini, kami bukan hanya memerlukan tempat tambahan, tapi juga mempercepat pelaksanaan janji yang diberikan,” katanya dilansir seperti dilansir Reuters.

Sumber: Antara

Baca Juga