Tuntut Viktor Dipecat, Ratusan Massa ‘Kepung’ Kantor DPP Nasdem

Massa Aksi 2411 yang terdiri dari berbagai elemen dan aliansi menggelar aksi ke Kantor DPP Partai Nasdem, Jumat (24/11), kemudian diteruskan ke Bareskrim Polri, untuk menuntut dipecat dan ditangkapnya Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPR, Viktor B Laiskodat terkait kasus ‘ujaran kebencian’. (Foto: MNM/Salam-Online)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ratusan massa dari berbagai elemen dan aliansi “menyerbu’ dan ‘mengepung’ Kantor DPP Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Jalan RP Soeroso, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2017), sebagai respons dari ucapan Anggota DPR yang juga Ketua Fraksi Nasdem Viktor Bungtilu Laiskodat yang dinilai telah melecehkan Islam dan mengucapkan ‘ujaran kebencian’.

Aksi 2411 selepas shalat Jumat yang bergerak dari Masjid Cut Meutia itu langsung bergerak menggeruduk Kantor DPP Nasdem. Di depan Kantor DPP Nasdem, massa meminta partai besutan Surya Paloh tersebut untuk tidak melindungi kadernya. Bahkan Nasdem diminta untuk memecat Viktor.

“Kami minta, Nasdem tidak melindungi kadernya yang melakukan penistaan agama,” ujar salah seorang orator.

Setelah beberapa orang berorasi, akhirnya delegasi pengunjuk rasa diterima masuk ke dalam gedung DPP Partai Nasdem. Namun delegasi menganggap mereka tidak diterima dengan elok.

“Alhamdulilah kami diterima di satu ruangan yang kalau menurut saya layak disebut sebagai gudang karena banyak botol air mineral,” ujar salah satu anggota delegasi yang masuk.

Sampai saat ini Partai Nasdem sendiri belum menindak Viktor atas ‘ujaran kebencian’ yang dilakukannya. Selain itu Viktor juga belum ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri, meski empat parpol (Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN) telah melaporkannya ke Bareskrim Polri sejak Agustus lalu.

Baca Juga

Sebelumnya, pidato politik Viktor di Kupang, NTT, pada 1 Agustus 2017 lalu, menyebut Partai Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN mendukung kelompok yang ingin membuat Indonesia menjadi negara berbentuk khilafah.

Viktor mengatakan partai-partai pendukung khilafah ada juga di NTT. Keempat partai itu, kata Viktor, mendukung ekstremisme tumbuh di NTT.

Dia juga menyatakan, pada situasi nasional, keempat partai tersebut mendukung kaum intoleran. Viktor menuduh di negara khilafah tidak boleh ada perbedaan, semua orang harus shalat.

Bahkan Viktor mengajak untuk membunuh para pejuang khilafah sebelum membunuhi orang yang tidak pro khilafah atau umat non-Muslim.

Pernyataan Viktor ini terungkap dalam pidatonya pada acara deklarasi calon Bupati di Tarus, Kabupaten Kupang, pada 1 Agustus 2017 lalu yang videonya tersebar di media sosial (medsos).

Sudah sekian lama kasus dugaan ujaran kebencian yang diucapkan oleh Ketua DPP Partai Nasdem tak ada kabarnya. Berbeda dengan beberapa aktivis dan ustadz yang cepat diproses lantaran dituduh dengan kasus serupa. Padahal empat parpol (Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN) yang dituding Viktor mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan pembentukan Negara Khilafah, sudah melaporkan anggota DPR dari Dapil NTT itu ke Bareskrim Polri pada Agustus 2017 lalu. (MNM/Salam-Online)

Baca Juga