Ribuan Warga Ghouta Timur Kembali Dievakuasi Menuju Idlib

Setelah ribuan warga sipil Ghouta Timur serta kelompok pejuang dievakuasi menuju wilayah oposisi, Provinsi Idlib, ribuan lainnya diperkirakan akan kembali dievakuasi dalam beberapa hari mendatang. (Foto: Reuters)

GHOUTA (SALAM-ONLINE): Ribuan penduduk Ghouta Timur pada Ahad (25/3/2018) dievakuasi dari daerah kantong yang dikepung, media rezim Suriah melaporkan, lansir Aljazeera, Ahad (25/3). Hal ini dilakukan menyusul evakuasi warga sipil sebelumnya dalam jumlah yang besar dalam beberapa hari terakhir.

Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan bahwa bus yang mengangkut sekitar 500 warga dan pejuang oposisi akan meninggalkan koridor Irbin, dengan ratusan lainnya, diperkirakan akan berangkat, juga pada Ahad.

Dua dari tiga kelompok oposisi yang telah menguasai daerah kantong ini sejak 2013 telah menyerah. Ribuan pejuang dan kerabat mereka berangkat ke daerah yang dikuasai oposisi, di Idlib, sebuah provinsi di utara negara tersebut.

Pada Sabtu (24/3), para pejuang oposisi dan keluarga mereka dievakuasi sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai antara tentara Rusia dengan dua kelompok oposisi utama di daerah itu.

Lebih dari 900 warga Ghouta Timur sudah berangkat menuju provinsi Idlib pada Sabtu malam, seorang aktivis di dalam kota mengatakan kepada Alazeera.

Warga juga telah meninggalkan Kota Harasta, yang sebelumnya dikuasai oleh kelompok oposisi Ahrar al-Sham, dengan 17 bus. Sementara para pejuang dari kelompok oposisi Faylaq ar-Rahman yang mengendalikan Irbin, Zamalka dan Jobar, juga telah dievakuasi bersama warga sipil di tiga kota tersebut.

Menurut SANA, 25 bus telah dikirim ke pinggiran Irbin untuk mengangkut penduduk dari kota-kota dan daerah sekitarnya menuju wilayah yang dikuasai oposisi di utara negara itu.

Laith al-Abdullah, seorang aktivis di Harasta, mengatakan kepada Aljazeera bahwa ini akan menjadi evakuasi kedua dan “terakhir”—sesuai kesepakatan yang dicapai dengan Rusia.

“Tidak mungkin akan ada evakuasi ketiga … tetapi kami akan tunggu dan lihat lagi,” katanya.

Baca Juga

Juru bicara Failaq al-Rahman, Wael Olwan, mengkritik PBB karena tidak menawarkan warga yang ingin tetap berada dalam perlindungan atau jaminan di Ghouta Timur.

Seperti diketahui, sejak 18 Februari lalu, pasukan rezim Suriah yang didukung oleh jet-jet tempur Rusia, menggencarkan serangan dan memperketat pengepungan mereka di Ghouta Timur dengan serangan militer berat sehingga—sampai sekarang—telah membunuh sekitar 1.500 warga sipil dan melukai lebih dari 5.000 lainnya.

Hampir 400.000 orang tinggal di daerah kantong itu sebelum serangan terakhir dimulai.

Pekan lalu, media rezim melaporkan sekitar 4.000 orang meninggalkan Harasta di pinggiran Damaskus, termasuk lebih dari 1.000 pejuang oposisi Ahrar al-Sham, setelah kelompok oposisi mencapai kesepakatan evakuasi pada Rabu (21/3).

Sementara itu, pejuang oposisi dari kelompok Jaisyul Islam di Douma, kota terbesar yang dikuasai oposisi yang tersisa di Ghouta Timur, belum dapat mencapai kesepakatan dengan militer Rusia—sekutu utama pasukan rezim Asad. Dengan dmeikian, kelompok Jaisyul Islam dengan sekitar 150.000 warga di Douma masih terperangkap di dalam.

Orang-orang yang tersisa di Douma menghadapi akses terbatas terhadap makanan dan obat-obatan, aktivis mengatakan kepada Aljazeera.

Mereka yang dievakuasi menuju Idlib kemungkinan akan menghadapi tantangan baru di sana, karena serangan udara militer Rusia dan rezim Suriah di Idlib telah meningkat dalam sepekan terakhir, membunuh puluhan orang.

Provinsi ini juga dilanda pertempuran berkelanjutan antar-kelompok-kelompok oposisi. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga