Sambut Seruan Erdogan, Pengusaha Turki Dukung Boikot Produk Prancis
SALAM-ONLINE.COM: Seruan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk memboikot produk Prancis karena sikap intoleran, penghinaan terhadap Islam dan Islamofobia negara itu, disambut baik dan didukung oleh para pengusaha Turki.
Selain Turki, sejumlah negara Arab serta Pakistan dan lainnya telah mengutuk sikap dan pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang menghina Islam dan Muslim serta mendorong boikot barang-barang produk asal Prancis.
Ketua Asosiasi Industrialis dan Pengusaha Independen Turki (MUSIAD), Abdurrahman Kaan mengatakan dukungan pemerintah Prancis terhadap karikatur yang menghina Nabi (Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) itu tidak bisa diterima sebagai kebebasan berpikir atau berekspresi.
Serangan sistematis dengan menghina simbol-simbol Islam dalam diri Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berlanjut di majalah Charlie Hebdo, penghina Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) itu. Kaan mengatakan majalah itu juga telah menyerang Presiden Erdogan.
“Sikap separatis, yang menyakitkan, berdasarkan ketidaktahuan dan mengangkat Islamofobia, sama sekali tidak dapat diterima,” katanya kepada Anadolu Agency, Ahad (1/11/2020).
“Kami menyatakan bahwa dalam hal ini kami mendukung reaksi yang benar dan tepat dari presiden kami.”
Pesan para pemimpin bisnis
Ketua Asosiasi Pengusaha Singa Anatolia (ASKON), Orhan Aydin, mengatakan ekspresi Macron didasarkan pada ide-ide yang disampaikan oleh pemimpin Prancis itu.
“Menghentikan Presiden Prancis Emmanuel Macron berarti menyetop Islamofobia, fasisme dan kolonialisme,” katanya, sebelum menambahkan bahwa boikot harus dilaksanakan oleh masyarakat lain yang menentang ketiga hal di atas..
Kepala Kamar Dagang Ankara, Gursel Baran mengatakan pihaknya tidak bisa acuh tak acuh terhadap penindasan yang dilakukan terhadap Muslim, baik di Prancis atau di mana pun di dunia ini.
“Setiap produk Prancis yang Anda beli, (itu artinya) Anda akan mendukung penindasan (terhadap Muslim),” tegas Baran mengingatkan.
Kepala Konfederasi Pedagang dan Pengrajin Turki, Bandevi Palandoken, juga menyuarakan dukungan yang sama atas seruan boikot dari Presiden Erdogan.
“Kita harus berpartisipasi dalam kampanye boikot ini dan tidak boleh meminta produk asal Prancis dari pedagang kita,” tegasnya,
Sementara Ketua Bursa Komoditas Istanbul Ali Kopuz mengatakan Prancis secara terang-terangan memusuhi Islam dan Turki.
“Kami harus memboikot barang-barang Prancis. Ini akan menjadi respons paling tepat yang akan kami berikan,” katanya.
Seperti diberitakan, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai agama yang “sedang mengalami krisis” dan mengumumkan rencana penerbitan undang-undang yang lebih ketat guna menangani apa yang disebutnya sebagai “separatisme Islam”.
Dia mengutuk pembunuhan seorang guru Prancis yang memunjukkan kartun Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) kepada murid-muridnya di kelas sebagai contoh kebebasan berekspresi. Macron juga mengatakan Prancis “tidak akan melepaskan kartun tersebut”. Artinya, tetap mendukung penerbitan karikatur yang menghina Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. (S)