Presiden Erdogan: Taliban Usulkan Turki Kelola Bandara Kabul

Presiden Recep Tayyip Erdogan

SALAM-ONLINE.COM: Atas usulan Taliban, Turki mungkin akan mengelola bandara di ibu kota Afghanistan, Kabul. Taliban sendiri akan membackup keamanan. Demikian disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada pada Jumat (27/8/2021).

“Taliban telah mengusulkan agar kami mengoperasikan bandara Kabul. Kami belum membuat keputusan tentang masalah ini,” kata Erdogan di tengah evakuasi lanjutan setelah serangan mematikan pada Kamis (26/8) di luar bandara Kabul, Kantor Berita Anadolu melaporkan.

Pada konferensi pers di Istanbul sebelum berangkat ke Sarajevo, Bosnia & Herzegovina, Erdogan mengutuk serangan teror tersebut. Dia menekankan bahwa serangan yang disebut-sebut dilakukan Daesh/ISIS itu menunjukkan ancaman besar yang ditimbulkan oleh kelompok teror, baik di kawasan maupun dunia.

Dia mengatakan serangan keji itu telah memperjelas betapa pentingnya keamanan di Afghanistan. Namun, kata Erdogan prioritas negaranya untuk saat ini adalah evakuasi warga Turki.

Terlepas dari serangan itu, ujar Erdogan, evakuasi pasukan Turki serta warga sipil terus berlanjut dan akan diselesaikan sesegera mungkin.

Kelompok teroris ISIS-K, afiliasi Afghanistan dari Daesh/ISIS, telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang merenggut nyawa sedikitnya 90 orang, termasuk 13 tentara AS.

Pembicaraan Turki dengan Taliban

Presiden Erdogan mengatakan Kedutaan Besar Turki di Afghanistan telah dipindahkan ke zona militer di dalam bandara Kabul, tempat pertemuan pertama antara pejabat Turki dan Taliban yang berlangsung selama lebih dari tiga jam.

Baca Juga

“Jika perlu, lebih banyak pertemuan akan diadakan, dan Turki ingin mengadakan negosiasi dengan Taliban,” ungkapnya.

Erdogan mengatakan pertemuan itu adalah satu-satunya cara untuk memenuhi harapan dan bernegosiasi, mempraktikkan diplomasi.

Erdogan mengungkapkan, setelah Taliban mengambil alih Kabul, Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengusulkan kerja sama dengan Turki di Afghanistan.

“Tentu saja, kami sering mengadakan pertemuan dengan kanselir (Jerman) seperti yang Anda tahu, kami bertemu, kami meninjau peta jalan. Tapi tentu saja jelas bahwa mereka terlambat dalam beberapa hal. Keputusan untuk bekerja dengan Turki terlambat. Sementara semua orang meninggalkan Afghanistan, kami tinggal di Kabul. Kami melanjutkan proses di sana dengan cara yang paling ideal.”

Erdogan mengatakan, menurut Kementerian Dalam Negeri Turki, saat ini ada sekitar 300.000 imigran Afghanistan yang terdaftar dan tidak terdaftar di Turki.

Dia menekankan bahwa Turki tidak dapat menangani gelombang migrasi lain. Menurutnya, Turki telah membangun tembok di sepanjang perbatasannya dengan Iran, Irak dan Suriah.

Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, menyebabkan ribuan orang Afghanistan yang takut akan pembalasan dan ketidakpastian mencoba melarikan diri dari negara itu. (s)

Baca Juga