Taliban Undang Jepang untuk Rekonstruksi Afghanistan
SALAM-ONLINE.COM: Taliban mengundang Jepang untuk membantu dalam merekonstruksi (membangun kembali) Afghanistan. Taliban mengatakan ingin menjalin “hubungan baik” antara Kabul dengan Tokyo.
“Kami ingin Jepang ambil bagian dalam rekonstruksi Afghanistan. Dan kami bermaksud untuk memiliki hubungan yang baik dengan mereka,” kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen kepada Kyodo News yang berbasis di Tokyo sebagaimana dikutip Anadolu Agency, Selasa (24/8/2021).
Menurut Shaheen, Taliban ingin “bekerja sama” dengan Jepang untuk berbagai bidang di Afghanistan.
Jepang adalah salah satu penyedia bantuan utama ke Afghanistan yang dilanda perang. Jepang menyaksikan transformasi politik pasca Taliban mendapatkan kembali kendali atas negara itu setelah memerangi pasukan asing pimpinan AS selama dua dekade terakhir.
Tokyo telah menyumbang lebih dari $6 miliar untuk rekonstruksi, pendidikan, pertanian, perawatan kesehatan dan program bantuan lainnya ke negara itu sejak 2001.
Namun, Jepang menutup kedutaan besarnya di Kabul pada 15 Agustus lalu dan saat ini sedang dalam proses mengevakuasi stafnya bersama dengan karyawan lokal.
Shaheen berharap Jepang akan segera membuka kembali kedutaan besarnya di Afghanistan.
Dia mengulangi amnesti kepada semua orang yang sebelumnya bekerja untuk rezim Kabul dukungan Barat. Rezim Kabul dukungan Barat itu dipimpin oleh mantan Presiden Ashraf Ghani. Ghani melarikan diri dari negara itu sebelum Taliban memasuki ibu kota Kabul.
“Kami, semua warga Afghanistan, harus bersatu untuk membangun kembali negara kami dan merehabilitasinya. Tidak ada yang jadi target sebagai pendukung penjajah dan kolaborator AS (dan lainnya),” tegas Shaheen.
Shaheen menambahkan, “Kami akan mengakui kebebasan pers. Media asing akan dapat melaporkan peristiwa dari Kabul atau di mana pun di Afghanistan.”
Dia juga menyatakan komitmennya pada media dan kebebasan pers.
Pada Senin (23/8), Taliban juga mengundang Korea Selatan untuk kerja sama yang “saling menguntungkan”.
“Afghanistan penuh dengan sumber daya mineral yang belum dimanfaatkan. Korea sebagai produsen elektronik dunia terkemuka dapat bekerja sama dengan negara kami berdasarkan kepentingan bersama, di mana kami juga dapat berfungsi sebagai koridor ekonomi yang menghubungkan negara-negara Asia Selatan dan Tengah,” kata Abdul Qahar Balkhi, seorang anggota Komisi Kebudayaan Taliban dalam sebuah wawancara dengan Kantor Berita Yonhap Korea Selatan. (S)