Bebaskan Warga Palestina yang Diculik, Malaysia Bongkar Operasi Mossad di Kuala Lumpur

Kawasan Lorong Mayang, Kuala Lumpur, dekat lokasi penculikan warga Palestina. (Foto: NST)

SALAM-ONLINE.COM: Media Malaysia mengungkapkan bahwa pihak berwenang negara itu telah membongkar jaringan mata-mata yang berafiliasi kepada badan intelijen zionis “Israel”, Mossad, yang terdiri dari 11 warga Malaysia.

Media Malaysia menyebut sel Mossad menculik seorang ahli Teknologi Informasi Palestina dari Jalur Gaza di Kuala Lumpur, pada 28 September lalu.

Jaringan Mossad melarikan pemuda Palestina yang diculik itu ke sebuah rumah di pinggiran Kuala Lumpur, sebelum intelijen Malaysia berhasil menjangkau para penculik, menangkap mereka dalam waktu 24 jam dan membebaskan sandera.

Sumber-sumber Malaysia mengatakan bahwa penyelidikan mengungkapkan keterlibatan sel Mossad dalam memata-matai situs-situs penting di negara itu, termasuk bandara dan perusahaan elektronik pemerintah.

Sumber yang sama mengatakan bahwa Mossad mempekerjakan agen, warga Malaysia, yang telah dilatih di negara-negara Eropa, untuk melakukan operasi tersebut.

Al-Jazeera mencatat bahwa Mossad menginterogasi aktivis Palestina itu melalui video dari Tel Aviv tentang hubungannya dengan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.

Media Malaysia New Straits Times, Selasa (18/10/2022) melaporkan, dalam operasi penculikan yang nekat mereka lakukan di jantung Kuala Lumpur, kaki tangan Mossad itu mencegat dua target Palestina bernilai tinggi tepat setelah pukul 10 malam pada 28 September lalu. Mereka ahli pemrograman komputer. Saat itu keduanya hendak memasuki kendaraan mereka yang diparkir di dekat Jalan Yap Kwan Seng setelah makan malam di mal terdekat.

Sebuah kendaraan putih melaju ke arah mereka. Empat pria keluar dan mendekati orang Palestina pertama yang duduk di kursi pengemudi. Para agen Mossad itu memukulinya dan menyeretnya ke dalam satu dari dua mobil yang menunggu empat warga Malaysia antek-antek Mossad tersebut. Mereka mengatakan mengatakan kepada orang Palestina itu bahwa “bos mereka ingin berbicara kepadanya”.

Orang Palestina lainnya mencoba membantu temannya tetapi para agen Mossad itu memperingatkannya untuk menjauh. Seketika dia sadar kemungkinan ini agen Mossad. Orang Palestina ini pun berlari ke hotel terdekat untuk mencari bantuan dari petugas keamanan hotel itu.

Warga Palestina itu pun membuat laporan di kantor polisi Dang Wangi, sekitar 40 menit setelah penculikan.

Polisi Di Raja Malaysia (PDRM) bertindak cepat. Mobil penculik itu pun diburu. Ketololan para agen Mossad itu adalah mereka meninggalkan satu warga Palestina yang kemudian melapor dan minta bantuan aparat. Mereka juga menunjukkan kebodohan dengan tidak menutupi wajah mereka. Sebuah kesalahan mendasar dalam setiap operasi rahasia. Kecerobohan mereka lainnya adalah menggunakan mobil dengan plat nomor asli.

Sementara warga Palestina yang diculik mengalami pemukulan di dalam kendaraan. Penculiknya mengambil ponselnya dan memaksanya untuk membuka passwordnya. Orang Palestina itu berbohong kepada mereka bahwa handphone itu milik temannya.

Diketahui, para penculik membuang ponsel mereka saat melaju menuju Kuala Langat karena takut terditeksi.

Diikat dan ditutup matanya, korban Palestina dibawa ke satu kamar di sebuah pondok di sudut distrik yang tenang. Para penculik—yang diidentifikasi sebagai orang Malaysia—mengikatnya di kursi.

Baca Juga

Sebuah panggilan video telah diatur di depan korban. Di telepon ada dua pria, yang diyakini sebagai Mossad. Kalimat pembukanya adalah, “Kamu tahu kenapa kamu ada di sini.”

“Para operator (agen) yang melakukan penculikan mungkin miskomunikasi dengan bos mereka (Mossad) dan beberapa orang Malaysia lainnya ceroboh dengan membiarkan orang Palestina lainnya (tidak menangkapnya), padahal itu penangkapan yang sangat berharga,” kata seorang sumber yang mengetahui kasus tersebut.

Selama 24 jam berikutnya, korban diinterogasi dan dipukuli oleh agen Malaysia itu ketika jawabannya tidak memuaskan pihak zionis (Mossad).

Salah satu operator (agen) Malaysia berkomunikasi langsung dengan warga “Israel” lainnya, menjalankan perintahnya.

“Orang ‘Israel’ ingin tahu tentang pengalaman warga Palestina itu dalam pengembangan aplikasi komputer, kekuatan Hamas dalam mengembangkan perangkat lunak, anggota Brigade Al-Qassam yang dia kenal dan kekuatan mereka,” katanya.

Sementara polisi Malaysia segera menangani kasus tersebut dan berhasil melacak rute mobil yang membawa mereka.

Ketika sejumlah polisi menggerebek tempat penculik itu, interogasi sedang berlangsung, dan orang-orang “Israel” di ujung telepon yang sesaat bingung dengan kegaduhan yang terjadi, terdengar berkata, “Halo! Halo!”, sebelum saluran dimatikan.

Pertanyaan terakhir yang diajukan orang “Israel” kepada korban, tepat sebelum polisi masuk, adalah siapa di antara pemimpin tertinggi Hamas yang bertemu temannya.

“Jika polisi Malaysia tidak bertindak cepat, kemungkinan besar korban sudah hilang,” kata sumber tersebut.

Dua orang Palestina yang mengalami trauma itu sekarang telah meninggalkan Malaysia. Korban mengalami luka di tubuh, kepala dan kaki.

Pada Mei tahun lalu, media zionis melaporkan bahwa “Israel” telah menyatakan perang terhadap Hamas di seluruh dunia. Pejabat tinggi “Israel” mengatakan bahwa mereka akan mengejar semua pemimpin dan aktivis Hamas di mana pun mereka berada. Mereka mengatakan pasukan “Israel” akan menargetkan para pemimpin/aktivis Hamas tidak hanya di Gaza, tetapi juga di Iran, Qatar, Turki dan Malaysia.

Sebekumnya, pada 21 April 2018, Prof Fadi Mohamed al-Batsh (35), seorang Guru Besar dan Insinyur Palestina, anggota Hamas, ditembak mati dalam perjalanan menuju Setapak, Kuala Lumpur, untuk shalat Subuh. Keluarga Prof Fadi menyebut Mossad berada di balik pembunuhan itu.

Agen mata-mata “Israel” telah membantah terlibat meskipun Hamas diketahui Hamas telah menangkap seorang pria, yang mengaku ditugaskan oleh Mossad untuk melakukan pembunuhan terhadap Prof Fadi itu. (mus)

Sumber: New Straits Times, Al Jazeera

Baca Juga