Presiden Erdogan Umumkan 7 Hari Berkabung Nasional, Rezim Suriah Minta Bantuan PBB

SALAM-ONLINE.COM: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan tujuh hari berkabung nasional. Sementara rezim Suriah telah meminta bantuan PBB setelah gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 4.000 orang dan merobohkan bangunan di Turki tenggara dan Suriah utara.

Rezim Basyar Asad khawatir jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,8 SR pada Senin (6/2/20223) dini hari yang diikuti oleh gempa berkekuatan 7,6 SR dan beberapa gempa susulan itu akan terus bertambah. Kekhawatiran muncul di saat tim penyelamat mencari korban yang selamat di antara tumpukan logam dan beton yang tersebar di wilayah yang sudah menderita akibat perang selama 12 tahun. Belum lagi masalah krisis pengungsi.

Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (7/2), yang melaporkan Tim SAR (pencarian & penyelamatan) berjuang di malam yang sangat dingin hingga Selasa pagi. Mereka berharap untuk mencari lebih banyak orang yang selamat dari puing-puing/reruntuhan saat korban yang terjebak berteriak minta tolong dari bawah tumpukan puing.

Yunus Sezer, Kepala Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD), menyebutkan jumlah korban tewas di Turki mencapai 2.921 orang, sementara 15.834 lainnya luka-luka.

Di Suriah, setidaknya 1.300 orang tewas, demikian menurut Kementerian Kesehatan dan organisasi penyelamat Helm Putih pada Senin malam.

Dengan demikian untuk sementara jumlah korban meninggal gempa Turki dan Suriah sudah mencapai 4.221 orang.

Kondisi cuaca musim dingin yang membekukan dan hujan salju di wilayah yang hancur telah menambah penderitaan ribuan orang yang terluka dan kehilangan tempat tinggal akibat gempa. Bangunan yang tumbang dan jalan yang hancur telah menghambat upaya pencarian korban selamat dan mendapatkan bantuan penting ke daerah yang terdampak.

Sinem Koseoglu dari Al Jazeera, melaporkan dari Istanbul bahwa jutaan orang membutuhkan bantuan.

“Dan kebutuhan mereka bahkan lebih mendesak karena saat ini musim dingin dan mereka menghadapi suhu dingin, salju dan hujan.”

Sepuluh kota di Turki selatan telah dinyatakan sebagai daerah bencana, lapor Natasha Ghoneim dari Al Jazeera yang melaporkan dari Istanbul. Suhu yang membeku dan salju telah menghambat upaya penyelamatan. Dan lebih banyak cuaca buruk diperkirakan akan melanda wilayah tersebut. Pasokan listrik dan gas alam telah terputus di banyak daerah. Pemerintah berupaya memulihkan kedua layanan tersebut.

“Gambaran lengkap dari kehancuran baru mulai muncul—kehancuran yang kemungkinan akan menjadi lebih jelas saat matahari terbit pada Selasa,” kata Ghoneim.

Aktivitas seismik terus mengguncang wilayah tersebut pada Senin, termasuk guncangan lain yang hampir sama kuatnya dengan gempa pertama.

Baca Juga

Survei Geologi AS mengukur gempa awal pada 7,8, dengan kedalaman 18 km (11 mil). Beberapa jam kemudian, gempa berkekuatan 7,6 juga terjadi. Guncangan kedua menyebabkan sebuah gedung apartemen bertingkat di kota Sanliurfa, Turki, roboh ke jalan dalam kepulan debu. Warga pun berteriak, demikian yang nampak dalam video di tempat kejadian.

Cuplikan video dramatis yang ditayangkan di televisi Turki menunjukkan bangunan runtuh secara real time. Visual menunjukkan petugas penyelamat menarik seorang anak hidup-hidup dari gedung yang rata dengan tanah. Anak itu kemudian dipertemukan kembali dengan orang tuanya yang sempat putus asa di jalanan yang tertutup salju.

Lebih dari 7.800 orang telah diselamatkan di 10 provinsi, kata Orhan Tatar, seorang pejabat otoritas manajemen bencana Turki (AFAD). Fasilitas medis dengan cepat diperoleh orang-orang yang terluka, kata petugas penyelamat.

Perhimpunan Medis Amerika Suriah, yang mengelola rumah sakit di Suriah utara dan Turki selatan, mengatakan bahwa petugas medisnya “kewalahan melayani pasien yang memenuhi lorong”. Mereka mendesak tanggap darurat komprehensif untuk menyelamatkan nyawa dan merawat korban terluka.

Pemerintah dari beberapa negara dan lembaga bantuan bergegas mengerahkan personel, dana dan peralatan ke Turki dan Suriah.

Yordania mengirimkan bantuan darurat ke Suriah dan Turki atas perintah Raja Abdullah II. Sementara Mesir telah menjanjikan bantuan kemanusiaan mendesak ke Turki. Pemerintah Lebanon yang kekurangan uang juga mengirim penanggap pertama Palang Merah dan Pertahanan Sipil serta petugas pemadam kebakaran ke Turki untuk membantu upaya penyelamatan.

Uni Eropa (UE) telah memobilisasi tim pencarian dan penyelamatan. Sistem satelit Copernicus blok tersebut telah diaktifkan untuk menyediakan layanan pemetaan darurat. Setidaknya 13 negara anggota telah menawarkan bantuan. Inggris dan Amerika Serikat mengatakan mereka juga siap mengirim bantuan ke Suriah, tetapi Washington menolak untuk berhubungan langsung dengan rezim Suriah.

Kementerian luar negeri Jerman mengatakan sedang mengoordinasikan respons bantuannya dengan mitra UE dan menyiapkan pengiriman generator darurat, tenda, selimut dan peralatan pengolahan air.

AS mengoordinasikan bantuan langsung ke Turki yang beranggotakan NATO, termasuk tim untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan. Di California, hampir 100 petugas pemadam kebakaran Los Angeles County dan insinyur struktur, bersama dengan enam anjing terlatih khusus, dikirim ke Turki untuk membantu upaya penyelamatan.

Tim penyelamat Rusia dari Kementerian Darurat sedang bersiap untuk terbang ke Suriah. Militer Rusia yang dikerahkan di negara itu telah mengirimkan 10 unit yang terdiri dari 300 orang untuk membantu membersihkan puing-puing reruntuhan dan mencari korban selamat.

Militer Rusia telah menyiapkan titik-titik untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan. Rusia juga telah menawarkan bantuan kepada Turki dan telah diterima. (mus)

Baca Juga