1,5 Tahun Bertugas di Gaza, 3 Relawan MER-C Tiba di Tanah Air

JAKARTA (salam-online.com): Raut muka bahagia terpancar dari wajah tiga relawan MER-C Indonesia ketika menginjakkan kaki di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Senin (7/5/2012), sekitar pkl. 22.00 WIB.

Mereka adalah Ir. Ahmad Fauzi, Ir. Edy Wahyudi dan Darusman. Ketiganya adalah relawan yang telah bertugas hampir 1,5 tahun di Gaza, mengawasi proses pembangunan RS Indonesia (RSI) di sana.

Para keluarga, kerabat, Imam Muhyidin Hamidy (Pimpinan Pesantren Alfatah),dr. Sarbini Abdul Murad (Ketua Presidium MER-C) dan dr. Joserizal Jurnalis, SpOT (Presidium MER-C) turut hadir malam itu untuk menyambut kedatangan para relawan.

Rilis yang diterima salam-online.com dari MER-C (15/5/2012) mengabarkan, bahwa kepulangan tiga relawan ini menyusul telah selesainya pembangunan tahap pertama untuk struktur RSI yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina. Sementara, tiga relawan lainnya, yaitu Abdillah Onim, Ir. Nur Ikhwan Abadi dan Muhammad Husein masih melanjutkan tugas di Gaza guna mempersiapkan pembangunan tahap 2 untuk Arsitektur dan ME (Mekanikal Elektrikal) RSI.

“Selamat datang kepada para relawan, kalian adalah para putra terbaik bangsa. Perjuangan teman-teman selama ini di Gaza meninggalkan keluarga dan pekerjaan serta semua yang dicintai di Indonesia untuk menunaikan amanah mengawasi pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza adalah hal yang sangat luar biasa,” ungkap Presidium MER-C pada acara penyambutan sederhana yang digelar di Terminal Kedatangan luar negeri Bandara Soekarno Hatta.

Ir. Ahmad Fauzi, Ir. Edy Wahyudi dan Darusman Abdul Hamid, ketiganya adalah relawan MER-C yang berasal dari Pesantren Alfatah. Mereka bisa mencapai Gaza setelah mengikuti konvoi darat pembukaan blokade Gaza “Asia to Gaza Solidarity Caravan” pada bulan Desember 2010 hingga Januari 2011. Setelah 1 bulan menempuh jalur darat melalui sejumlah negara untuk mengampanyekan pembukaan blokade Gaza, akhirnya konvoi ini berhasil menginjakkan kaki di Gaza, termasuk ketiga relawan tersebut.

Sejak saat itu, mereka berkomitmen menetap di Gaza bergabung sebagai Tim relawan MER-C Indonesia untuk mengawal proses pembangunan RS INDONESIA di Jalur Gaza. Terlebih lagi Ahmad Fauzi dan Edy Wahyudi memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman sebagai Insinyur yang memang sangat dibutuhkan untuk program pembangunan RS Indonesia di Gaza, Palestina.

Setelah hampir 1,5 tahun meninggalkan keluarga untuk berkhidmat sebagai relawan (unpaid volunteers) di wilayah perang dan terblokade seperti Gaza Palestina, adalah suatu anugerah yang sangat disyukuri bisa kembali ke tanah air dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. “Kami bersyukur bisa kembali ke Indonesia dengan selamat, bertemu dengan keluarga dan sahabat yang lain. Namun, kami juga rindu dan siap apabila mendapat amanah serta kesempatan untuk kembali bertugas di Gaza,” ujar ketiganya.

“Proses pembangunan RS Indonesia tidak lepas dari berbagai kendala dan hambatan. Namun yang kami rasakan bila ada satu kesulitan yang kami temui di sana, selalu diikuti dengan banyak kemudahan. Hal inilah yang membuat kami tetap semangat menghadapi segala tantangan, karena kami yakin setelah tantangan ini Allah akan memberikan banyak kemudahan,” ungkap Ahmad Fauzi,relawan yang berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur.

Senada dengan Ahmad Fauzi, insinyur lainnya, yaitu Edy Wahyudi juga mengungkapkan bahwa berbekal taat, Allah SWT memberikan banyak sekali kemudahan dan kekuatan selama mereka mengawal proses pembangunan RSI yang mulanya dianggap sebagian orang sebagai sebuah program Mission Impossible.

Sementara Darusman, relawan yang paling senior dan mempunyai 11 anak ini juga menyatakan sangat bersyukur diberi kesempatan berharga terlibat dalam proses pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza.

Menyambut kedatangan para murid-muridnya, Imam Pesantren Alfatah, Muhyidin Hamidy menyampaikan bahwa kepulangan ini adalah buah dari perjuangan dan kesabaran. “Kalian telah lulus. Kepulangan ini adalah  buah dari perjuangan dan kesabaran kalian. Namun ingat, kepulangan ini bukanlah akhir dari segalanya, tapi merupakan awal dari tugas dan amanah-amanah baru.”

Baca Juga

Sementara itu, Divisi Konstruksi MER-C di Jakarta saat ini tengah mempersiapkan pembangunan tahap selanjutnya untuk Arsitektur dan ME(Mekanikal Elektrikal) RSI. Jika tak ada halangan, pembangunan tahap 2 akan dimulai pada bulan Juni 2012. Sejumlah relawan yang berlatar belakang Arsitektur dan ME akan ditugaskan ke Gaza untuk mengawal pembangunan tahap 2.

Sampai saat ini dari Rp 30 Milyar dana yang dibutuhkan untuk pembangunan fisik RSI, donasi yang sudah terkumpul dari rakyat Indonesia sudah mencapai Rp 21 Milyar lebih. Sosialisasi dan penggalangan dana RSI akan terus dilakukan sambil berjalannya pembangunan. Semoga RS Indonesia, persembahan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina bisa selesai secepatnya.

Tiga Relawan kembali ke Indonesia Dilepas Tangisan Haru rakyat Gaza

Saat yang sangat mengharukan ketika harus berpisah dengan orang-orang yang sudah seperti saudara kandung sendiri. Setelah berhari-hari selalu bersama, susah dan senang bersama, merasakan blokade Gaza bersama-sama, inilah yang terjadi terhadap tiga relawan Indonesia; Ir. Ahmad Fauzi, Ir. Edy Wahyudi dan Darusman, saat harus kembali ke Indonesia setelah berakhirnya pembangunan tahap I RSI Gaza. Kepulangan mereka dilepas haru oleh masyarakat Gaza.

“Masalahnya kalian adalah bagian dari keluarga kami, kita bertemu bukan sehari atau dua hari, satu minggu atau dua minggu, tapi lebih dari satu tahun kita bersama, kita sedih bersama, kita tertawa bersama, kita menghadapi masalah bersama, dan kita diblokade bersama. Kita mengalami masa-masa sulit di daerah blokade ini, sungguh sangat berat melepas kepulangan kalian. Jangan lupakan kami, kami sangat berharap kalian semua bisa kembali lagi kemari melanjutkan perjuangan bersama kami,” ungkap Jomah Al-Najjar, Ketua PWH (Palestine Welfare House) yang selama ini turut membantu proses pembangunan RSI di Gaza menyampaikan rasa harunya kala melepas kepulangan para relawan.

Lain lagi dengan Abu Walid, yang selalu membantu relawan MER-C dalam membuat laporan ke Pemerintahan Gaza. “Kedatangan Muslimin dari luar ke Palestina untuk berkhidmat membantu Palestina sungguh sangat luar biasa. Terlebih lagi dari Indonesia, yang berada di ujung dunia bagian timur. Kedatangan kalian memberikan pesan berharga kepada kami bahwa kami tidak sendiri ditengah diamnya dunia Arab di sekitar kami,” ujarnya. “Sampaikan salam dan ucapan terima kasih kami kepada rakyat Indonesia,” tambahnya.

Abu Abdallah Shanti, seorang pemuka masyarakat di Gaza Utara, juga turut melepas kepergian para relawan di lokasi RSI. Abu menyampaikan salam kepada masyarakat Indonesia dan mengucapkan terima kasih kepada MER-C yang telah berusaha membuat sebuah RS di Gaza.

“Kami tidak bisa membayangkan jika kami seperti kalian, membantu kami di sini dengan meninggalkan segalanya di tanah air kalian, maafkan kami jika kami tidak bisa memuliakan kalian sebagai tamu di sini,” ujarnya penuh haru.

Memang kehadiran relawan Indonesia di Gaza sedikit banyak memberikan inspirasi dan semangat tersendiri untuk rakyat Gaza khususnya. Mereka sangat merasakan dukungan moril yang begitu besar dari rakyat Indonesia. Dibangunnya sebuah Rumah Sakit di Gaza bantuan dari rakyat Indonesia merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi mereka. Terlebih lagi pembangunan tersebut diawasi langsung oleh insyinyur-insyinyur dari Indonesia sehingga membuat bantuan ini terasa berbeda dari yang lainnya. Turut pula melepas kepulangan para relawan rekan dari Turki, Matin Abu Talha.

Semoga ALLAH menerima setiap amal Ibadah yang mereka lakukan selama di Gaza.

Foto-foto: dok. MER-C

 

Baca Juga