Ferry Mursyidan cs Hadir di Acara HUT Israel: Itu Mengakui Negara Zionis!

JAKARTA (salam-online.com): Nyaris tak terdengar beritanya… Sekitar sepuluh tamu dari Indonesia hadir pada peringatan 64 tahun lahirnya negara Zionis-Israel di Singapura, Kamis (26/4/2012), pekan lalu. Mereka adalah politikus dari Partai Nasional Demokrat bersama istri, tokoh dari “organisasi pemuda Islam”, pengusaha, dan pejabat KADIN (Kamar Dagang dan Industri).

Tapi Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Jafar menilai wajar kehadiran sejumlah WNI ke perayaan “HUT Israel” di Singapura. Apanya yang wajar? Marwan tak mau mempermasalahkan kalau WNI memiliki hubungan bisnis dengan Israel.

“Kan dulu zaman Gus Dur masih menjadi presiden sempat membuka wacana hubungan perdagangan dengan Israel, jadi kalau konteksnya hubungan dagang ya kan wajar tapi beda jika harus berhubungan diplomatik,” kata Marwan, Senin (30/4/2-12) seperti dikutip merdeka.com.

Menurut dia, Indonesia akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika Palestina diakui menjadi negara secara utuh. “Ini sudah menjadi pembicaraan di tingkat PBB,” kata dia.

Sementara, soal adanya harapan dari Israel untuk bisa menjalin hubungan baik dengan Indonesia akan sulit dilakukan. “Rakyat dan pemerintah butuh waktu untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” katanya.

Seperti diketahui, di era Abdurrahman Wahid, Israel mendapat angin segar, lantaran presiden pasca Habibie itu membuka pintu praktik hubungan dagang antara Indonesia dengan Israel—seuatu yang mendapat kecaman dari banyak pihak.

Tak berhenti di situ. Dalam beberapa tahun terakhir komunitas Zionis-Yahudi di Indonesia merayakan “HUT Kemerdekaan Israel”. Meski banyak mendapat protes dan kecaman, “perayaan” tersebut tetap berjalan—meskipun akhirnya sembunyi-sembunyi dan lepas dari pantauan publik.

Kini ketika menyembul berita akan kehadiran sejumlah pengusaha, petinggi Kadin, beberapa anggota “ormas pemuda Islam” tertentu dan politisi dari Partai NasDem yang mantan politikus Partai Golkar, Ferry Mursyidan Baldan, kontan saja kabar ini mendapat kecaman, di antaranya dari MUI, PKS, DDII,  pengamat politik, dan lainnya.

Ferry mengaku ia memang kerap diundang menghadiri “perayaan kemerdekaan negara Zionis” itu. Dia mengungkapkan pernah melawat ke Israel tiga tahun lalu. “Saya mengunjungi Hebron, Jericho, dan Yerusalem,” ujar pria berkaca mata ini seperti dikutip merdeka.com. Dia juga sempat bertemu sejumlah anggota Knesset (parlemen Israel).

Lalu, siapa yang mengundang Ferry dan sejumlah WNI lainnya ke acara “HUT Keerdekaan Israel” di Singapura? Kabarnya, mereka datang atas undangan Duta Besar Israel untuk Singapura, Amira Arnon. Arnon terlihat senang dengan kehadiran tamu dari Indonesia itu. Ia bahkan menyebut mereka sebagai sekelompok kawan Israel.

Jika Arnon senang dan sumringah, tentu lain halnya dengan sejumlah kalangan di Indonesia. Kehadiran orang-orang Indonesia  itu  menimbulkan protes dan kecaman. Menurut pengamat sosial Musni Umar, sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang hadir pada “perayaan HUT Israel” di Singapura, tak ubahnya seperti seorang yang melacurkan diri. Sebab, Israel adalah negara yang banyak memiliki kasus pelanggaran HAM.

“Israel memiliki kasus pelanggaran HAM terberat internasional kepada masyarakat Palestina. Kenapa orang Indonesia demi kepentingan ekonomi segelintir orang rela melacurkan diri kepada Israel,” kata Musni, Senin (merdeka.com, 30/4/2012).

Menurut Musni, kuatnya pengaruh Israel di dunia menjadi alasan utama sejumlah WNI itu menghadiri “HUT” negara zionis itu. Sementara, melimpahnya kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, menjadikan Israel sangat berkepentingan besar menggaet Indonesia.

“Karena Israel belum bisa menarik hati masyarakat luas Indonesia, akhirnya mereka berusaha mendekati orang-orang yang memiliki posisi penting di Indonesia,” kata dia. “Menurut saya, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar mesti memiliki jati diri. Jangan melacurkan diri kita,” kata Musni.

Apa dalih Ferry? “Berbeda dalam politik kan tidak harus bermusuhan,” katanya (merdeka.com, 30/4/2012). Ferry mengatakan, ia hadir di acara HUT Kemerdekaan Israel ke-64 di Negeri Singa itu karena diundang secara pribadi. “Saya tidak mewakili siapa pun,” terangnya.

Ferry mengibaratkan kehadirannya di acara “HUT Kemerdekaan Israel” dengan kehadirannya di acara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sebelum menjadi partai resmi. GAM sama dengan Israel?

“Ya biasa saja, saya juga punya hubungan dengan FPI. Kita kan perlu menjaga hubungan dan komunikasi dengan siapa pun,” kata pria berdarah Aceh ini.

Ferry menegaskan posisi politiknya tetap mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Dalam diskusi dengan pendukung-pendukung Israel, Ferry juga menjelaskan posisi RI yang mendukung kemerdekaan bagi warga Palestina. “Kehadiran saya tidak dalam posisi mengabaikan mission negara,” ujarnya.

Ferry bersama istri dan sejumlah undangan lain dari Indonesia duduk di empat barisan terakhir dalam ruang konser di Gedung School of the Arts. Mereka menikmati penampilan Paula Valstein bersama bandnya menyanyikan sepuluh lagu, termasuk satu dalam bahasa Ibrani.

Selepas konser, mantan politikus Golkar itu bersama tetamu lainnya beranjak ke tempat jamuan makan malam. Di sana, Ferry bersama sejumlah orang Indonesia menikmati pelbagai makanan kecil dan minuman ringan. Ia juga tampak asyik berbincang dengan Dubes Amira Arnon.

Partai Nasional Demokrat sendiri mengaku tidak mengetahui keberangkatan kadernya Ferry Mursyidan Baldan ke Singapura untuk menghadiri perayaan “kemerdekaan Israel”.

“Belum tahu saya. Nanti saya cek dulu. Saya baru datang dari luar kota,” kata juru bicara Partai NasDem Carles Melkiansyah, Senin (30/4/2012).

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sangat menyesalkan kehadiran sejumlah warga negara Indonesia dalam peringatan “HUT Kemerdekaan” Israel di Singapura, Kamis (26/4) lalu. PKS pun meminta mereka yang menghadiri acara itu dikucilkan.

“Memang tidak ada konsekuensi hukuman, tapi tentu ada etika pengucilan secara politik, yang jelas kita sangat menyesalkan,” kata Ketua FPKS DPR, Mustafa Kamal, Senin (30/4).

Mustafa mengatakan, WNI yang hadir di acara HUT Israel berarti tidak menghormati konstitusi UUD 1945 yang menentang setiap penjajahan di atas dunia.

“Itu artinya mereka mengkhianati kemerdekaan bangsa. Apalagi HUT kolonialis yang konstitusi RI tak mengakui negara tersebut,” ujarnya.

Baca Juga

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan menilai, kedatangan sejumlah Warga Negara  Indonesia (WNI) ke perayaan “HUT Israel” di Singapura,  sebagai sebuah bentuk pengkhianatan terhadap Indonesia. Sebab, hingga saat ini Indonesia tak pernah mengakui adanya negara Israel.

“Itu mengkhianati sikap kita yang tidak mengakui Israel. Itu tentu melukai hati rakyat Palestina dan negara lain yang mendukung kemerdekaan Palestina,” kata Amidhan.

Menurut dia, sikap Indonesia soal Israel sejak dulu hingga kini jelas. Indonesia bahkan hingga kini tak mau membuka hubungan diplomatik dengan negara zionis itu.

“Karena di dalam konstitusi kita tak mendukung penjajahan. Nah Israel kan sampai sekarang masih menjajah Palestina,” kata dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, kedatangan warga negara Indonesia ke acara tersebut tak sejalan dengan sikap pemerintah Indonesia. Sebab, hingga kini Indonesia masih memperjuangkan kemerdekaan Palestina. “Kita tidak ada urusan dengan Israel,” kata dia.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, ada sejumlah tokoh Indonesia yang memiliki hubungan dengan pemerintah Israel. Mereka kerap mendorong dibukanya hubungan dagang langsung sebagai jalan menuju pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel.

“Mereka pun cenderung menutup mata terhadap kejahatan-kejahatan zionis Israel terhadap rakyat Palestina yang masih terus berlangsung,” kata Mahfudz, Senin (30/4/12).

Mahfudz menilai, kedatangan sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) ke perayaan “HUT Israel” di Singapura telah membuktikan para WNI tersebut mengakui keberadaan negeri zionis itu.

“Jika benar mereka hadir di acara “HUT Israel”,  maka pertanda secara individu mereka sudah mengakui negara zionis Israel,” tegasnya.

Pengamat politik Universitas Indonesia Iberamsjah menilai, kehadiran politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) Ferry Mursyidan Baldan, dalam perayaan “HUT Israel” di Singapura, dapat berakibat kepada berkurangnya kepercayaan publik kepada Partai Nasdem. Sebab, publik akan berpikir NasDem tak membela Islam.

“Kita semua tahu tindakan Israel terhadap umat Islam di Palestina khususnya tak bisa ditolerir, tindakan Israel yang tidak terpuji,” kata Iberamsjah, Senin, (30/4/12).

Menurut Iberamsjah, kehadiran Ferry ke acara tersebut sangat melukai perasaan umat Islam. Iberamsjah lantas mempertanyakan apakah Partai NasDem memiliki hubungan dengan Israel.

“Harus dan pantas dicurigai hubungan antara Partai Nasdem dengan Israel. Jangan-jangan biaya yang digunakan oleh Partai Nasdem selama ini berasal dari bankir-bankir Yahudi Israel, karena Partai Nasdem ini termasuk partai yang memiliki biaya besar dan dengan tempo yang cepat,” jelas Iberamsjah.

Pendiri organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), Joserizal Jurnalis mengutuk keras tindakan sejumlah tokoh dari Indonesia yang menghadiri acara tersebut. ”Mereka telah melanggar konstitusi negara Indonesia,” ujar Joserizal, Senin (30/4/12) seperti dikutip Republika Online.

Tak cuma itu, Joserizal juga menganggap tokoh Indonesia yang menghadiri acara kemerdekaan Zionis Israel itu sebagai sebagai pengkhianat bangsa.

“Mereka jelas-jelas melanggar konstitusi. Mereka adalah bagian dari pengkhianat bangsa!” seru Joserizal. Menurut dia, berdasarkan  pembukaan Undang Undang Dasar Negara 1945, dinyatakan ”Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Menurut Jose, sebagai bangsa yang berpegangan pada pembukaan UUD 1945, seharusnya para tamu tersebut menyadari bahwa Israel adalah penjajah, sehingga tak sepatutnya menghadiri acara peringatan “Hari Kemerdekaan Israel” tersebut.

Ia menambahkan, kalau pun batang tubuh UUD masih dapat diubah, namun pembukaan UUD merupakan sesuatu yang tak dapat ditawar.

Jose juga menegaskan, baik politisi maupun pejabat dan tokoh dari “ormas pemuda Islam” yang menghadiri “hari kemerdekaan”  Zionis Israel tak pantas menjabat di Indonesia. Sudah sepatutnya mengundurkan diri dari jabatan atau mundur dari kiprah politik mereka di Indonesia.

“Mereka seharusnya berhenti dari jabatan mereka. Mereka juga tidak pantas jadi politisi di sini,” kata Jose.

Apa komentar Menlu Marty  Natalegawa? Bagi dia, yang penting bukan delegasi pemerintah yang datang. “Saya kira antara Indonesia dan Israel tidak ada hubungan diplomatik, juga tidak ada perwakilan Indonesia hadir dalam acara itu,” kata Marty, Senin (30/4/12).

Jadi, sejumlah WNI yang hadir itu mewakili dan atas nama siapa? Mewakili diri masing-masing sebagai Muslim? Bagaimana dengan  mantan tokoh HMI Ferry Mursyidan Baldan? Juga, bagaimana dengan konstituen  dari tokoh “ormas pemuda Islam” yang hadir, apakah mereka merasa diwakili?

Dan, yang lebih penting lagi, dengan menghadiri “Hari Kemerdekaan Israel” tersebut sulit untuk dipungkiri jika ada anggapan mereka mengakui eksistensi Israel! Mengakui negara zionis!

Keterangan Foto: berturut-turut dari atas; Feryy Mursyidan Baldan, Dubes Israel untuk Singapura (merdeka.com), Mahfudz Siddiq, Iberamsyah & Joserizal Jurnalis

Baca Juga