Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islami Bantah Sebagai Kelompok ‘Teroris’

JAKARTA (SALAM-ONLINE.COM): Jaringan “teroris” baru yang ditangkap di empat provinsi oleh Mabes Polri disebut sebagai kelompok Harakah Sunni Untuk Masyarakat Indonesia (HASMI).

Tapi ada HASMI yang lain, yang kepanjangannya hampir sama, yaitu Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islami (HASMI). HASMI dengan kepanjangan Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islami ini membantah dikaitkan sebagai kelompok “teroris”.

“Terkait pemberitaan yang dimuat media elektronik pada hari Sabtu, 27 Oktober 2012 terkait press rilis Mabes Polri tentang kelompok teror baru yang mengatasnamakan Harakah Sunni Untuk Masyarakat Indonesia (HASMI), maka kami dari ormas resmi HASMI (Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islami) bukan yang dimaksud oleh pemberitaan tersebut yang memiliki kemiripan nama dengan yang disebutkan Mabes Polri,” kata Ketua DPP Hasmi, Muhammad Sarbini dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (27/10/2012).

Menurutnya, organisasinya merupakan ormas Islam yang resmi terdaftar di Kemdagri Dirjen Kesbangpol dengan No 01-00-00/0064/D.III.4/III/2012, yang didirikan sejak tahun 2005 dan berdomisili di Jalan Raya Cimanglid, Gang Purnama RT 05/01 Sukamantri Tamansari, Bogor.

“Kami adalah ormas Islam yang berkonsentrasi pada dakwah umum dan pendidikan resmi dan dalam kegiatan dan syiarnya senantiasa mengajak untuk berdakwah dengan cara damai dan anti tindakan kekerasan,” ungkapnya.

Pihaknya berharap kepada anggota dan simpatisa HASMI yang mirip dengan kelompok yang disebut Mabes Polri, agar tenang dan tidak terprovokasi meski memiliki nama (singkatan) yang sama. “Kepada anggota dan simpatisan HASMI agar tetap tenang dan bertindak proporsional dalam menyikapi berita ini,” imbuhnya.

Baca Juga

Mabes Polri sebelumnya mengidentifikasi kelompok “teroris” yang ditangkap di 4 provinsi yang sebagai kelompok HASMI.

“Kelompok ini disebut HASMI yaitu Harakah Sunni Untuk Masyarakat Indonesia,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Suhardi Aliyus dalam jumpa pers, Sabtu (27/10/2012) sore.

Suhardi menjelaskan, penangkapan dimulai dari anggota terduga “teroris” yang dilakukan di Madiun, Jatim pada Jumat (26/10/2012) di Puri Amartha. Kemudian Polri melanjutkan penangkapan di Palmerah, Jakbar, Sabtu (27/10/2012) siang,  dan berikutnya di Solo, Jateng, dan juga di Bogor.

“Di Madiun, yang diamankan sejumlah bom siap ledak, bahan baku dalam perakitan, serta buku panduan,” ungkapnya. (isa) sumber: detikcom


Baca Juga