Keluarga Terduga ‘Teroris’ Datangi TPM: Siapa Basyir yang Ikut Ditangkap tapi Tak Disebut Namanya?

Ibu Siti Maryam, Sunardi (kakak Nanto) dan Achmad Michdan (detikfoto)

JAKARTA (SALAM-ONLINE.COM): Hari ini keluarga terduga “teroris”  yang digrebek di Palmerah, Jakarta Barat, dan Kebun Kacang, Jakarta Pusat, mendatangi kantor Tim Pengacara Muslim (TPM). Setelah itu, bersama TPM, mereka menggelar jumpa pers.

Dalam jumpa pers, mereka berharap pihak kepolisian bersikap adil.  Tiga pria yang dituding Polri sebagai bagian kelompok “teroris” yang ditangkap di Palmerah, Jakarta Barat, sama sekali tidak terlibat kegiatan terorisme.

“Tadi sudah mendapatkan penjelasan dari keluarga, David dan Herman serta Sunarto (Nanto) tidak pernah melakukan perbuatan yang menimbulkan kecurigaan. Tidak menunjukkan aktivitas aneh-aneh seperti rakit bom dan tidak patut dicurigai sebagai teroris,” kata Koordinator Tim Pengacara Muslim, Achmad Michdan, dalam jumpa pers di kantornya di Pondok Pinang, Jaksel, Senin (29/10/2012).

Michdan meminta pihak kepolisian agar benar-benar melihat rekam jejak mereka. Dalam keseharian mereka tidak pernah menunjukkan hal-hal yang aneh Tapi, nah, ini yang aneh, ada seorang bernama Basyir yang disebut berasal dari Jatim dan ikut ditangkap di lokasi tetapi tidak pernah disebut.

“Hemat saya, apa yang dilakukan Densus harus hati-hati dan kami minta harus dikembalikan karena tidak ada kecurigaan atas mereka terkait terorisme,” jelasnya.

Seperti diketahui, pada Sabtu (27/10/2012) Densus 88 menggerebek sejumlah terduga “teroris” di wilayah di Indonesia. Di antaranya di Palmerah, Jakbar, dan Kebun Kacang, Jakpus.  Di dua lokasi di Jakarta ini polisi menangkap 3 orang pria yakni David, Herman, dan Sunarto serta istrinya, Fenti.

Namun menurut keluarga, ada satu orang lagi yang ditangkap yakni Basyir, namun polisi tidak pernah menyebut namanya. Padahal saat penangkapan adik-kakak David dan Herman, Basyir, pria asal Jawa Timur juga diamankan.

“Dia datang dari Jawa Timur, kenal sama anak saya lewat Facebook. Dia menginap dua malam, malam takbiran dan malam Sabtu,” kata ibunda David dan Herman, Siti Maryam, saat jumpa pers di Kantor TPM, Senin (29/10/2012).

Sunarto (Nanto)

Basyir ikut ditangkap pada Sabtu (27/10/2012) di rumah mereka di Palmerah. Tapi anehnya, polisi hanya menyebut nama David, Herman, serta Sunarto, tetangga mereka terkait jaringan terorisme. Basyir tak disebut. Lantas ke mana Basyir?

“Basyir itu katanya mau cari kerja di Bekasi. Orangnya biasa saja, umur sekitar 20-an tahun. Tidak ada jenggot dan rambutnya cepak,” terang Maryam.

Maryam bertutur, kedua anaknya sama sekali tidak terlibat kelompok apapun. Kehidupan agama mereka pun biasa-biasa saja. “Waktu polisi katanya di TV nyita koper, itu nggak ada. Di dalam kamar anak saya cuma ada peralatan biasa saja, nggak ada apa-apa,” jelas Maryam.

Baca Juga

Senada dengan Maryam, Sunardi yang merupakan saudara kembar Sunarto juga menyebut sosok Basyir. Pria itu sempat bertamu ke rumah mereka, tapi tidak sempat menginap.

“Narto itu cuma aktif di Majid Kebon Kacang, dia juga biasa-biasa saja agamanya. Dia kerja di ekspedisi, dan tidak pernah aktif di organisasi apa pun. Narto punya sakit migrain dan vertigo,” terang Sunardi.

Pengacara Achmad Michdan menegaskan siapa sosok Basyir harus diungkap. Basyir datang dari Jatim dan membawa sebuah tas. “Harus disikapi Densus siapa Basyir, apakah dia agen susupan yang mendiskreditkan Islam?” ujar Michdan.

“Saya yakin anak saya enggak terlibat sama sekali. Saat penangkapan, David itu sedang tidak masuk sekolah. David sama Herman tidak pernah pergi dari rumah dan pergi hingga berbulan-bulan,” ujar Siti Maryam, ibunda dari Herman, 22, dan David, 19, saat ditemui di Jakarta, Senin (29/10/2012).

Sebelum penangkapan, lanjut Maryam, Herman baru saja mau bekerja menjual buku. Pekerjaan itu dilakukannya bersama Sunarto Sofyan alias Nanto.

David masih duduk di kelas III Sekolah Pelayaran Menengah (SPM) Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Maryam membantah David anak yang tertutup dan tidak mempunyai teman.

Maryam membantah pemberitaan bahwa anggota Densus mendapati satu koper dengan isi yang mencurigakan. Ia bahkan yakin tidak ada botol yang berisi serbuk mencurigakan.

Maryam bahkan mengatakan tidak ada dipan dan lemari di rumah petaknya yang terletak di Gang H. Sukimin Jalan Palmerah Barat 2 RT 03/RW 09 Nomor 24, Jakarta Barat.

Penggerebekan di Palmerah, Jakbar

“Koper apa? Saya cuma punya satu koper bekas kakek saya di rumah, beda sama yang ada di pemberitaan. Serbuk apa? Saya yakin enggak ada,” ujar Maryam yang telah ditinggal meninggal suaminya sejak 2005.

Sunardi Sofyan, saudara kembar Sunarto alias Nanto, yang ditangkap di Kebon Kacang Tanah Abang, Jakarta, juga menegaskan bahwa saudaranya tidak terlibat gerakan terorisme. Ia menambahkan, Nanto adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan ekspedisi di daerah Tanah Abang, Jakarta.

“Dia kerja dari Senin-Sabtu. Dia selalu pulang ke rumah kontrakan setelah selesai bekerja. Selain itu dia juga pengurus Masjid Baitul Karim. Pas Idul Adha saya sama Nanto panitia Qurban. Saya yakin saudara kembar saya tidak ikut-ikutan seperti itu. Dia mempunyai penyakit vertigo dan asma,” tandas Sunardi. (isa/detikcom/micom)

 

Baca Juga