Militer Rezim Pembantai Serang Desa di Mesir
KAIRO (SALAM-ONLINE): Militer Rezim Pembantai Mesir kembali melakukan serangan di desa kecil Dalja di Provinsi Al-Minya Selatan Kairo, demikian MiddleEastMonitor, Selasa (17/9) melansir.
Rombongan pasukan militer Mesir menyisir masuk dan keluar desa dengan dalih mencari “teroris” yang bersembunyi di desa tersebut. Saksi mata mengatakan bahwa operasi militer tersebut didukung dua helicopter. Beberapa orang ditangkap oleh militer tanpa surat penangkapan.
Keterangan dari para aktivis mengatakan bahwa militer yang melakukan kudeta pemerintah sah Mesir itu marah, lantaran warga menentang kudeta atas Presiden Mursi. Aksi protes tersebut berjalan damai dimana para pemilik keledai di desa tersebut berjalan dengan pelana bertempelkan pamflet berwarna kuning bergambar 4 jari sebagai tanda protes terhadap tragedi pembataian di Masjid Rabia Al-Adawiyah. Namun militer menangkapi para pemilik keledai dan menganggap mereka sebagai “teroris”.
Saksi mata di Desa Dalja mengatakan bahwa tentara dan polisi telah menembakkan peluru tajam dan gas air mata kepada para pengunjuk rasa secara langsung, dan menyerang Masjid Ebad Al Rahman, serta menggunakan masjid tersebut sebagai penjara sementara untuk menahan lebih dari 200 warga desa.
Tentara juga menyerbu rumah-rumah penduduk desa yang tidak tahu menahu dan tidak bersalah. Militer menuduh warga desa tersebut terlibat kegiatan “terorisme” menyerang Gereja Koptik. Padahal selama ini militer tidak berusaha untuk melindungi warga dan gereja Kristen Koptik.
Sementara itu Ikhwanul Muslimin (IM) membuat pernyataan tertulis yang mengecam keras penyerangan militer atas tempat ibadah, Gereja Koptik, serta penyerangan membabi buta terhadap warga sipil tak bersalah, termasuk Desa Dalja, yang diklaim untuk melindungi orang Kristen dari “Militan Islamis”.
Ikhwanul Muslimin mengatakan, ini adalah propaganda murahan pihak Militer untuk merekayasa bentrokan sektarian dalam rangka membenarkan kejahatan yang mereka lakukan terhadap rakyat tak bersalah di Desa Dalja.
Vikaris (istilah pendeta Kristen Ortodox Koptik) Ayub Yusuf dari Gereja Maria Gerges di Al-Minya juga membuat pernyataan pada Jumat 16 Agustus 2013 lalu kepada stasiun ‘On TV’ Mesir bahwa sejak kudeta 3 Juli diumumkan para preman Baltagiya telah melakukan sejumlah serangan terhadap gereja-gereja dan menjarah sebuah biara bersejarah yang telah berdiri sejak 1500 tahun lalu.
Vikaris Ayube Yusuf menegaskan bahwa imam setempat telah memanggil para jamaahnya untuk melindungi gereja-gereja Kristen di provinsi ini. Sedangkan sebelumnya pihak gereja telah meminta tolong polisi dan militer Mesir untuk melindungi gereja namun mereka membiarkan para preman membakari gereja.
Ikhwanul Muslimin mengatakan sejak Revolusi 25 Januari dan Kudeta 3 Juli 2013 lalu, pasukan keamanan Mesir tidak pernah berniat melindungi warga Mesir. Ikhwanul Muslimin justru balik menuduh bahwa militerlah yang bertanggungjawab merekayasa serangan ini, serta mengungkapkan solidaritasnya terhadap warga Koptik Mesir.
Ikhwan juga menuntut pemerintah agar memenuhi kewajiban mereka untuk melindungi semua warga dan tempat ibadah. (Abu Akmal/salam-online)