Warga Sampang Bubarkan Pengajian yang Diduga Aliran Sesat

Sampang-diduga aliran sesat-jpeg.imageSAMPANG (SALAM-ONLINE): Diduga menganut aliran sesat, pengajian secara diam-diam yang dilakukan oleh warga warga Kampung Tokobuh Kelurahan Karang Dalam Kecamatan Kota Sampang, Jawa Timur, digerebek oleh warga sekitar, Kamis (1/5) malam. Pembubaran dilakukan lantaran pengajian tersebut tanpa pemberitahuan kepada Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Tokoh Masyarakat (Tomas) setempat.

Pengajian yang dihadiri kurang lebih 8 orang tersebut dibubarkan secara paksa. “Sebanarnya maunya warga hanya ingin mengamankan dan karena pengajianya secara diam-diam dan tanpa izin,” tutur Haris warga setempat, Kamis (1/5/2014), seperti dikutip beritajatim.com, Jumat (2/5)

Lebih lanjut Haris mengatakan, pengajian di rumah warga tersebut sebenarnya sudah berlangsung lama. Lantaran mengakibatkan keresahan warga akhirnya digrebek paksa.

“Setahu saya pengajian itu dihadiri oleh ustadz dari Jombang,” tandasnya.

Pengrebekan salah satu rumah yang diduga sebagai tempat kegiatan aliran sesat yang dilakukan oleh keluarga Saridin, warga Kampung Tokobuh Kelurahan Karang Dalam Kecamatan Kota Sampang, berbuntut diamankanya dua ustadz dari Lampung dan Palembang oleh polisi. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan dua ustadz tersebut belum diketahui identitasnya secara pasti.

Sekadar diketahui, puncak amarah warga dengan melakukan penggerebekan rumah yang diduga untuk kegiatan “shalat” aliran sesat tersebut, mencuat dari kabar cucu Saridin sendiri yang memberi tahu kepada warga di sekitar rumahnya bahwa di rumah kakeknya diadakan “shalat” yang lain dari biasanya.

Baca Juga

“Mencuatnya informasi jika rumah Saridin ini digunakan sebagai lokasi ‘shalat’ yang tidak sewajarnya dari cucunya sendiri, dari situlah warga mengintai rumah Saridin dan langsung melakukan pembubaran secara paksa,” tutur Rifa’i RT 02 RW 02 Kampung Takobuh Kelurahan Karangdalem Kecamatan Sampang, Jum’at (2/5/2014), dikutip dari beritajatim.com, Jumat (2/5).

Rifa’i mengatakan, penyelidikan yang dilakukan warga tidak hanya sekali dengan menemukan kejelasan kegiatan yang diduga aliran sesat tersebut rutin dilaksanakan pada malam Senin dan malam Ahad.

“Untungnya emosi warga bisa direda tidak sampai anarkis dan menelpon pak lurah untuk menangani masalah ini. Dan pihak keamanan cepat tanggap mengamankan lokasi,” tandasnya.

Sementara itu, informasi lain yang didapat di lokasi, kegiatan sembahyang dan pengajian tersebut hanya diikuti oleh tiga Kepala Keluarga dari kerabat Saridin. Namun berkat pengrebekan Kamis malam, warga meminta kegiatan itu dihentikan agar tidak membuat resah. (beritajatim.com)

salam-online

Baca Juga