Umat Islam Malaysia Boikot Perusahaan Pro Zionis
KUALA LUMPUR (SALAM-ONLINE): LSM-LSM Malaysia dalam sepekan ini sibuk meluncurkan kampanye boikot terhadap tiga perusahaan raksasa Amerika dan Inggris sebagai reaksi keras mereka terhadap agresi yang terus-menerus Zionis lancarkan di Jalur Gaza.
“Peraturannya adalah, para pemboikot dilarang melakukan vandalisme, melukai perasaan, atau melakukan hal-hal yang akan menjadi bumerang,” kata Abdullah Zaik Abd Rahman, kepala eksekutif kelompok Pro-Palestina Aman Palestin yang mempelopori kampanye, kepada The Malay Mail online Ahad lalu, seperti dikutip hidayatullah.com, Rabu (13/8).
“Jangan melakukan hal-hal yang membuat pihak-pihak lain bisa menggunakannya untuk memperolok kampanye kita,” tambahnya.
Kampanye selama sebulan yang disebut “Bulan Kemarahan Umat” diluncurkan Ahad (10/8) lalu oleh sejumlah LSM Malaysia.
Boikot damai itu dilancarkan untuk memboikot waralaba makanan cepat saji McDonald, grup kedai kopi Starbucks, dan bank milik Inggris, HSBC.
Dengan mengutip dukungan perusahaan-perusahan yang pro Zionis, kampanye itu juga menyebut minuman ringan merek Coca-cola dan perusahaan multinasional dari Swiss Nestlé sebagai perusahaan-perusahaan lain yang harus diboikot umat Islam.
Menurut kampanye itu, merek-merek tersebut diboikot karena mereka diduga “memberikan dukungan kepada Zionis Israel”.
Dengan menolak setiap kekerasan terhadap perusahaan-perusahaan itu, Abdullah mengatakan protes massa dilakukan di luar restoran-restoran atau outlet-outlet dengan membawa poster-poster dan berusaha meyakinkan para pelanggan dengan cara-cara yang pantas untuk meningkatkan kesadaran mereka.
Pada acara peluncuran kampanye yang dihadiri ratusan pendukung Muslim itu terlihat beberapa bendera yang dipasang untuk mengingatkan McDonald, Coca-cola dan HSBC.
Pesan-pesan di bendera-bendera itu menggambarkan setiap satu potong kentang goreng McDonald melambangkan satu peluru untuk tentara ‘Israel’, sementara setiap tetes Coca-cola sama dengan satu tetes darah warga Palestina yang jatuh ke tanah. (hidayatullah.com)
salam-online