Setelah Ahrar Syam, Jaisyul Islam Mau Mundur dari Koalisi Oposisi Suriah di Pertemuan Riyadh

8_34SALAM-ONLINE: Kantor Media Jaisyul Islam menyatakan bahwa Dewan kepemimpinan militer sedang mempertimbangkan untuk menarik diri dari keterlibatan yang mendukung kesepakatan konferensi koalisi oposisi Suriah di Riyadh yang digelar pada 8-10 Desember lalu.

Sebuah sumber di Angkatan Darat Jaisyul Islam mengatakan kepada jaringan media ElDorar bahwa keinginan mereka dalam konferensi menuntut dicantumkannya teks tentang pernyataan identitas Islam dan Arab pada keputusan akhir pertemuan, namun ditentang oleh beberapa tokoh lain.

Hal ini mendorong Jaisyul Islam mempertimbangkan keputusan untuk menarik diri.

Sebelumnya salah satu faksi Islam terbesar di Suriah, Ahrar Syam juga mengumumkan pengunduran diri dari konferensi beberapa saat setelah sempat berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan persiapan. Sementara faksi terbesar lainnya, Jabhah Nushrah, yang tidak diundang dalam konferensi telah menyatakan kecamannya terhadap pertemuan tersebut.

“(Konferensi) bukan untuk kepentingan rakyat Suriah, dan tidak dapat diterima,” kata pemimpin Jabhah Nushrah Abu Mohammad Al Jaulani dalam konferensi pers yang dibatasi hanya empat media, Sabtu (12/12) malam seperti dilansir Orient News dan ditayangkan Orient TV yang turut mengikuti jumpa pers itu.

Baca Juga

Al Jaulani mengatakan bahwa mereka yang hadir pada pertemuan di Riyadh itu tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan hal apapun di lapangan.

Al Jaulani juga mengritik rencana gencatan senjata dalam konferensi Riyadh yang ingin dicapai antara Basyar Asad dengan pejuang oposisi di Suriah, karena hanya akan menguntungkan rezim.

“Gencatan senjata adalah langkah pertama untuk menyerah dan hanya memberi tempat untuk kepentingan rezim,” ungkap Amir Jabhah Nushrah, faksi jihad terbesar di Suriah itu bersama Ahrar Syam yang selama ini mengendalikan sejumlah wilayah yang dibebaskan dari rezim Asad. (EZ/salam-online)

Sumber: Eldorar dan Orient News

Baca Juga