
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa terancam bangkrut gara-gara proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Demikian analisa pengamat kebijakan publik Agus Pambagio dalam diskusi bertajuk ‘Di Balik Proyek Kereta Cepat’ di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (23/1).
Empat BUMN yang dimaksudkan Pambagio itu adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT KAI (Persero), PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Jasa Marga (Persero). Mereka ini yang bekerja sama dengan investor asal Cina dalam proyek senilai 5,5 miliar dolar AS tersebut.
Ia khawatir perusahaan-perusahaan plat merah yang digandeng itu tidak akan mampu membayar sebesar Rp 78 triliun.
“Coba lihat sekarang uang Wika (Wijaya Karya) berapa sih, kalau ditotal-total paling hanya sekitar Rp 5,5 triliun, apalagi PT KAI, Walini yang pendapatannya yang hanya menjual lahan, Jasa Marga yang duitnya habis untuk dipakai pembuatan jalan tol. Ini kan pasti enggak bakal cukup kalau untuk membayar hutang itu,” papar Agus Pambagio seperti dilansir RMOL.co, Sabtu (23/1).
“Yang namanya utang ya tetap utang yang harus dicicil utang pokok plus bunganya jika telah jatuh tempo, apakah BUMN bisa membayar itu, dari hanya menjual tiket,” lanjutnya.
Untuk diketahui, komposisi saham konsorsium keempat BUMN adalah PT Wijaya Karya 38 persen, PT Jasa Marga 12 persen, PTPN VIII 25 persen, dan PT KAI 25 persen. Sedangkan ekuitas konsorsium yang harus disiapkan sesuai permintaan perbankan Cina sebagai pemberi pinjaman sebesar 25 persen atau Rp 19,5 triliun. Sisanya Rp 58,5 triliun adalah pinjaman konsorsium BUMN ke pemerintah Cina dalam mata uang asing (Yuan dan dollar AS). (RMOL.co)